TEGAS.CO,. NUSANTARA – Syiar Islam kembali mengalami penyudutan. Media asing AFP (Agence France-Presse) yang berpusat di Paris, Perancis menyoroti suara azan di Jakarta. AFP menurunkan berita berjudul ‘Ketakwaan atau gangguan kebisingan? Indonesia mengatasi reaksi volume azan’. Media asing ini memuat dampak kesehatan seorang muslimah akibat terlalu kerasnya suara azan. Dalam laporannya, salah satu narasumber AFP seorang muslimah berusia 31 tahun, Rina (nama disamarkan) menderita gangguan kecemasan (anxiety disorder).Gangguan kecemasan yang dialami Rina berupa tidak bisa tidur, mengalami mual pada saat makan, dan takut untuk menyuarakan komplain soal suara azan dari masjid di dekat rumahnya. Menurut Rina, jika dia mengeluh karena bisingnya suara azan akan membuatnya dipenjara atau diserang.
Media asing begitu lancang menyampaikan keberatannya terhadap suara azan dan mengekspos pandangan negatifnya terhadap syiar Islam di negeri mayoritas muslim ini. Di saat yang sama dimana muslim menjadi minoritas, Al Quran pun bahkan tak boleh diakses hingga perangkat teknologi dibatasi dalam penyajiannya.
Di China, pemerintah setempat meminta pihak Apple untuk menghapus aplikasi Quran Majeed dari App Store. Aplikasi Quran paling populer di dunia ini dihapus dengan alasan menampung ‘teks- teks keagamaan illegal’.
Perusahaan pembuat aplikasi Quran Majeed, Pakistan Data Management Services (PDMS) mengatakan penghapusan aplikasi tersebut tidak ada kaitannya dengan konten agama tersebut. PDMS mengatakan aplikasi ini memiliki hampir satu juta pengguna di China dan jutaan muslim di seluruh dunia.
Al Quran surat Ali Imron (3) ayat 118, “Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya”.
Mereka orang- orang kafir ini berusaha mencari berbagai cara untuk menghalang- halangi syiar islam. Ajaran- ajaran Islam dilecehkan, umat Islam dihinakan bahkan dibantai. Tidak hanya itu saja, Nabi Muhammad SAW pun dihinakan seperti yang terjadi beberapa tahun silam. Beliau SAW yang dimuliakan oleh umat Islam, digambar dalam bentuk kartun oleh orang- orang kafir.
Penghinaan dan pelecehan kepada Islam bisa terjadi karena umat tak punya kewibawaan. Para pemimpin di negeri- negeri muslim saat ini tidak ada yang memberlakukan Islam kafah. Penerapan Islam kafah bisa terwujud jika adanya Khilafah. Tanpa Khilafah, hilang perlindungan terhadap umat. Bahkan tidak ada penghormatan terhadap berbagai simbol dan syiar Islam.
“Imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya”(HR. Al Bukhari).
Momen Maulid Nabi Muhammad SAW saat ini, harus mampu menyadarkan umat Islam betapa pentingnya untuk kembali menegakkan Khilafah Islamiyah. Khalifah, sebutan bagi pemimpin di Negara Khilafah Islamiyah, ia akan melindungi Islam begitu juga umat dan ajaran- ajaran Islam. Khalifah tidak akan segan menghukum siapa pun yang mencoba menghinakan Islam. Jika Khilafah Islamiyah kembali bangkit maka kemuliaan akan kembali kepada umat Islam. Orang- orang kafir tidak akan berani meremehkan Islam. Tidak seperti saat ini, para pemimpin di negeri- negeri muslim tak mampu berbuat banyak dalam menjaga kehormatan Islam dan umatnya. Wallahu’alam
Penulis: Ummu Haura
Editor: Yusrif
Komentar