TEGAS.CO.,KENDARI – Tahun 2024 mendatang akan dilaksanakan pemilu serentak. Tak dapat dipungkiri bahwa gesekan-gesekan sosial seringkali terjadi dimasyarakat terlebih jika diperhadapkan dengan tahun-tahun politik atau tahun demokrasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Kendari menggandeng Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Kendari selaku pengawas pemilu untuk melakukan sosialisasi pendidikan politik dan demokrasi kepada masyarakat Kota Kendari, Senin (25/10/2021)
Pemerintah Kota Kendari, dalam hal ini Wali Kota Kendari, H. Sulkarnain Kadir, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menilai kegiatan sosialisasi sangat strategis sebagai upaya memberikan pemahaman politik ke berbagai elemen khususnya di Kota Kendari.
Dia menyebut, ke depan generasi muda akan menjadi populasi terbanyak yang terlibat dan menentukan arah kebijakan politik baik di pusat maupun di daerah.
“Itu merupakan tantangan yang harus dihadapi kedepan dengan melibatkan generasi muda dalam aktivis politik, jangan sampai generasi muda apolitis, tidak mau terlibat dalam politik, alergi dengan politik, itu yang kita tidak inginkan,” kata Sulkarnain.
Sulkarnain menegaskan, kualitas demokrasi akan semakin baik jika proses politik tidak berbiaya mahal, salah satunya dengan tidak menilai politik dari transaksi keuangan.
Kepala Kesbangpol Kendari, Suhardin mengatakan, kegiatan sosialisasi kali ini diikuti oleh masyarakat yang selalu terlibat dalam demokrasi yaitu dari tokoh pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh perempuan.
“Kegiatan ini berlangsung selama lima hari, pesertanya dari 11 kecamatan di Kota Kendari dengan jumlah 100 orang peserta dan setiap harinya ada 2 kecamatan,” ucapnya.
Sementara itu, senada dengan Sulkarnain, Ketua Bawaslu Kota Kendari, Sahinuddin menerangkan bahwa ke depan pemilih akan didominasi oleh pemilih milenial atau pemilih-pemilih muda.
Pihaknya berharap, diawal menjadi peserta pemilu dalam artian pemilih, mereka sudah memiliki kesadaran yang baik sehingga bisa menular ke generasi selanjutnya.
Salain itu, menurut Sahinuddi, hal yang paling menghawatirkan semua pihak adalah jika politik uang tumbuh berkembang di tengah masyarakat.
“Ke depan kita akan memberikan pemahaman dari kedua bela pihak, karena politik uang bagi kami adalah kesadaran antara para elit dan pemilih, jika salah satunya tidak memiliki kesadaran, itu tidak akan terjadi, para elit mungkin mau tapi masyarakat yang tidak mau atau mungkin masyarakat mau tapi para elit tidak mau,” bebernya.
“Dengan demikian yang diinginkan semua pihak maupun stakeholder yakni pemilu dapat berjalan dengan baik, antara peserta pemilu maupun penyelenggara punya integritas yang baik,” tutupnya.
Reporter: Hartina
Editor: H5P
Komentar