Wacana Penamaan Ataturk sebagai Jalan di Jakarta, Mengonfirmasi Negeri ini Sekuler?

Wacana Penamaan Ataturk sebagai Jalan di Jakarta, Mengonfirmasi Negeri ini Sekuler?

TEGAS.CO,. NUSANTARA – Upaya mengaburkan dan menguburkan sejarah Islam kian hari makin menggeliat. Beberapa waktu lalu, wacana penamaan salah satu jalan di daerah Menteng, Jakarta dengan nama Mustafa Kemal Ataturk menuai pro dan kontra.

Beberapa golongan seperti tokoh ulama, partai, praktisi pendidikan serta sebagian masyarakat menilai sosok Kemal Ataturk penuh kontroversial,memiliki rekam jejak buruk terhadap Islam. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan Sejarawan, Tiar Anwar Bachtiar bahwa Mustafa Kemal sosok kontroversial, oleh Kemalis dianggap sebagai pahlawan, tapi sebagian lain tokoh menganggap antagonis, tokoh yang penuh dengan intrik.Dia juga sudah menghancurkan khilafah dan sebagainya. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas,juga menyatakan keberatannya karena Mustafa Kemal Ataturk memiliki pemikiran sesat dan menyesatkan. Beliau juga menilai pergantian nama tersebut akan melukai hati umat Islam.

Di mata kaum Sekuler, Mustafa Kemal adalah sosok pahlawan, bapak pembaharu Turki, dan tokoh revolusioner. Alasannya, Ataturk dinilai berhasil menghilangkan dominasi agama di Turki dengan menghancurkan dan menghapus sistem Kekhalifahan Utsmani saat itu.

Kehadiran Ataturk mengubah tampilan Turki lebih liberal,dan berwajah sekuler dengan program sekularisasinya. Ia mengganti azan menjadi bahasa Turki, mengganti kerudung dan jilbab yang tak lain adalah pakaian syar’i kaum muslimah, menjadi topi dan gaun yang tidak syar’i. Pun ingatlah ketika ia begitu menyukai dansa, minum minuman keras, dan foya-foya. Semua hal itu berasal dari luar Islam, yakni ide sekuler Barat, itulah yang semata-mata ia jejalkan ke Turki dan dunia Islam dalam rekam jejaknya.

Dilansir dari Muslimahnews, Kemal Ataturk menginginkan Turki yang saat itu dalam naungan Islam, berubah menjadi negara yang condong terhadap peradaban Barat. Ia menganggap Islam sebagai sebab kemunduran Turki. Oleh karena itulah, penghapusan sistem Khilafah merupakan agenda utamanya. Ia tergabung dalam barisan Turki muda, melakukan konspirasi dengan Inggris untuk melakukan perlawanan terhadap Khalifah saat itu.

Sungguh ironis, tokoh sekuler yang memiliki sejarah kelam dengan umat islam dikenang dengan nama jalan layaknya pahlawan di negara yang Mayoritasnya Muslim.

Sudah semestinya ada pelurusan atas pengelabuan sejarah yang selama ini menampilkan jasa Ataturk.

Jelas seharusnya penamaan jalan Ataturk harus ditolak,sebab penamaan ini bukan sekadar persoalan jalan, tapi menunjukkan sikap yang benar terhadap islam.

Sosok penghianat dan juga penyebab runtuhnya institusi politik umat Islam (khilafah) telah menyebabkan umat Islam kehilangan perisai nya yakni Khilafah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

Sesungguhnya Al imam (Khilafah) itu perisai, dimana orang orang akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya. (HR. Al Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Umat Islam saat ini tersekat sekat oleh nasionalisme.umat Islam hari ini terpecah belah dari Induknya (Khilafah) dan dalam keadaan yang terpuruk.

Kini sejarah terulang, banyak manusia yang mencoba menghalangi tegaknya khilafah di akhir zaman yang telah dijanjikan oleh Rasulullah.Hari ini kita diingatkan dengan Ataturk, tokoh sekuler yang mungkin sudah kuasa Allah untuk kembali mengingat sejarah penyebab runtuhnya kekhalifahan Islam yang pernah berjaya selama 14 abad.

Ingatkah kita di tahun 2005 fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) padahal mengharamkan mengambil pemikiran sepilis (sekularisme, pluralisme, dan liberalisme). Jika wacana ini diteruskan, bukankah hal ini makin mengonfirmasi bahwa negeri ini memang negara sekuler?
Wallahu’alam

Penulis: Ahsani Ashri, S.Tr.Gz., (Pemerhati Sosial dan Generasi)

Editor: Yusrif

Komentar