TEGAS.CO,. BUTON UTARA – Pertamina Laangke yang beroperasi di Buton Utara (Butur) belum lama ini menuai polemik. Pasalnya, kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi sorotan masyarakat sekitar.
Akibat kelangkaan BBM itu, timbul keresahan di masyarakat tentang dugaan penimbunan.
Menjawab hal itu, Salwadin sebagai salah satu staf administrasi Pertamina Laangke mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan operasional kerja berdasarkan SOP dari perusahaan.
Dia juga menjelaskan alasan kelangkaan BBM di Pertamina Laangke disebabkan karena mobil tangki pemasok BBM saat ini hanya 1 (satu) yang beroperasi dari 3 (tiga) armada sebelumnya.
Tidak hanya itu, Salwadin juga menyampaikan bahwa ada beberapa persoalan lain yang menyebabkan langkanya BBM di Pertamina Laangke, mulai dari kondisi jalan hingga sempat terjadinya pemblokiran di poros Baubau-Ereke.
“Itu yang menyebabkan keterlambatan masuknya BBM, sebab BBM saat ini dipasok dari Baubau”, katanya saat ditemui di Pertamina Laangke, Selasa (28/12/2021).
Dalam penyediaan BBM, Salwadin juga menegaskan bahwa pihak Pertamina tidak pernah membatasi atau menargetkan setiap minggunya. Namun dengan melihat kondisi stok BBM dan kesiapan mobil tangki, dia meminta masyarakat untuk dapat mengerti.
“Perminggu mobil pengangkut BBM biasanya 3-4 kali mendistribusikan, dan setiap kali pengisian mencapai 5 ton pertalite”, urainya.
“BBM yang disediakan di Pertamina ini adalah pertalite dan solar dexlite. Kedua bahan bakar itu merupakan jenis industri dan bukan subsidi”, sambungnya.
Salwadin juga menyinggung terkait pengisian jerigen. Kata dia, dalam kontrak tidak diterangkan secara tertulis tentang pelarangan hal itu. Sebab sampai saat ini, Pertamina Laangke menyediakan BBM jenis industri.
“Terkecuali BBM subsidi, maka itu dilarang keras untuk dilakukan”, imbuhnya.
Ditambahkannya pula, pihak pertamina tidak pernah membatasi pengisian di jerigen. Hanya saja ada kebijakan pemerataan dalam pemberian BBM pada setiap pembeli.
“Waktu pengisian BBM sesuai waktu kerja adalah 24 jam, namun karena keterbatasan tenaga kerja disini maka dikurangilah jam kerjanya untuk meminimalisir kerugian operasional karena kendaraan pemasok BBM yang masuk itu sedikit”, terangnya.
Soal adanya isu yang beredar tentang ditolaknya mobil yang akan mengisi BBM sebab diutamakan pengisian jerigen, Salwadin dengan tegas menampiknya.
“Saat hari kejadian, stok BBM yang ada hanya pertalite yang khusus diperuntukkan bagi kendaraan angkutan umum dan bukan untuk kendaraan pribadi”, pungkasnya.
Laporan: Jemi Aswar
Editor: Yusrif
Komentar