
TEGAS.CO,. SULAWESI TENGGARA – Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Solidaritas Pemuda Sultra (SPS) menggelar aksi demonstrasi di depan Rumah jabatan (Rujab) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (10/2).
Mereka menolak anak Gubernur Sultra, Alvian Taufan Putra menjadi calon tunggal Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Mereka juga mempertanyakan keputusan panitia pemilihan yang dianggap telah diintervensi oleh Gubernur
Diketahui, Alvian berhasil mengalahkan Dirga Mubarak dalam verifikasi berkas yang dilakukan oleh panitia pemilihan.
Aksi unjuk rasa tersebut akhirnya berlangsung ricuh akibat saling dorong antara pihak kepolisian dan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) dengan massa aksi.
Kericuhan bermula ketika massa aksi hendak membakar ban namun dihalangi oleh petugas yang tengah mengamankan jalannya aksi.
Tak hanya sampai disitu, kericuhan kembali terjadi ketika petugas hendak memadamkan api dari ban bekas yang dibakar, saling tendang ban bekas pun tak terhindarkan lagi.

Akibatnya, seorang wartawan JPNN La Ode Deden Saputra yang tengah meliput demonstrasi tersebut mendapat kekerasan dari petugas.
“Waktu ambil gambar, tangan saya dipukul Satpol PP sampai hp saya jatuh dan retak,” kata Deden.

Sementara itu, Wawan Soneangkano, koordinator aksi mengatakan, pihaknya menemukan bahwa gubernur telah melakukan tekanan melalui kekuasaannya untuk menghentikan rekomendasi kepada calon-calon lain.
“Tekanannya itu misalnya, HIPMI kabupaten mulai ditekan untuk tidak memberikan rekomendasi ke figur-figur lain,” katanya saat diwawancarai di lokasi
Menurut Wawan, Gubernur hanya menginginkan figur tunggal dalam pemilihan ketua HIPMI nanti.
“Secara kekuasaan kami menduga ada tekanan dari Gubernur,” ujarnya seraya menutup.
Wartawan: YUSRIF ARYANSYAH
Komentar