Revolusi Pertanian di Era Society 5.0

Ratkam Asrulgazali

TEGAS.CO,. NUSANTARA – Sektor Pertanian di Indonesia saat ini masih menjadi ruang untuk rakyat kecil. Kurang lebih 100 juta jiwa atau hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia bekerja di sektor pertanian. jadi bukanlah hal yang lumrah jika sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia di era Society 5.0 saat ini

Dikutip dari ejournal.atmajaya.ac.id, survei angkatan kerja nasional pada Agustus 2013, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia yang bekerja sebagai petani mencapai 34,36%, perdagangan 21,42%, industri pengolahan 13,43% dan pekerjaan lainnya 30,79%. Prosentase tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan lapangan pekerjaan yang masih diminati masyarakat saat ini.

Selain itu, sektor pertanian tidak hanya sebagai salah satu sumber pangan masyarakat setiap harinya, tetapi sebagai sumber devisa negara juga, jadi tidak heran jika pertanian sampai sekarang masih menjadi sektor andalan dan unggulan dari waktu ke waktu dalam penyerapan tenaga kerja karena sifat dari kegiatannya konvensional dan produktif, artinya bekerja dalam sektor pertanian tidak harus memiliki keterampilan yang mumpuni.

Sehingga lapangan kerja pada sektor ini bisa disebut bersifat fleksibel dalam menampung tenaga kerja khususnya masyarakat Indonesia tanpa keterampilan dan pendidikan yang mumpuni

Tetapi berdasarkan fakta di lapangan masih banyak para petani khususnya area polosok yang bertani dengan konsep Society 2.0 dimana masih mengenal bercocok tanam lampau menggunakan seluruh tenaga yang waktuya terfokus kesitu dan hasilya tidak seberapa dengan tenaga waktu serta materi yang dikeluarkan, jadi tidak heran jika para petani kita minim untuk berkembang dan maju.

Tentunya dalam menghadapi perkembangan globalisasi era modernisasi yang semakin pesat tentu perlu adanya terobosan- terobosan serta konsep baru yang perlu dilakukan dan diterapkan para petani saat ini, agar mampu menjadi penopang, tidak hanya dari segi kebutuhan dalam keseharian tetapi menjadi sektor komoditas unggulan yang menjadi penopang perekonomian Indonesia.

Untuk itu terobosan serta konsep dari sudut pandang prespektif miniatur saya, mengapa tidak para petani menerapkan konsep bertani dengan moderenisasi mengikuti perkembangan era globalisasi, tidak menguras tenaga dan waktu tetapi memiliki hasil yang setimpal dengan yang dilakukan, seperti pengembangan petani Hidroponik dengan penjualan nnline dan Offline.

Selain itu dalam ruang hidroponik tidak menutup kemungkinan bisa jadi objek pandangan yang elok karna pengolahan dan pembuatannya yang Instan dan memiliki estetika yang menarik.

Dimana kita ketahui bahwa Society atau (masyarakat) 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep yang ada sebelumnya. Dimana seperti kita ketahui, Society 1.0 adalah pada saat manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan, Society 2.0 adalah era pertanian dimana manusia sudah mengenal bercocok tanam, Society 3.0, sudah memasuki era industry yaitu ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitas sehari-hari, Society 4.0, manusia sudah mengenal computer hingga internet dan Society 5.0 era dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan hanya digunakan untuk sekedar berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan.

Tentunya dengan Society 5.0 sebagai penyempurna konsep-konsep society sebelumya, tentu kita sudah banyak belajar dari zaman ke zaman, tentunya konsep- konsep ini perlulah kita terapkan minimal dalam konteks pertanian

Penulis: Ratkam Asrulgazali

Publisher: Yusrif Aryansyah

Komentar