Sempat Macet Akibat Pandemi, Kini Usaha Dodol Kolaka Raup Untung Hingga Puluhan Juta Rupiah

Sitti Ramlah pengusaha Dodol Kolaka tengah mengepak dodol

TEGAS.CO,. KOLAKA – Satu – satunya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi Dodol Kolaka, berada di Kelurahan Mangolo Kecamatan Latambaga Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara (Sultra).

Usaha oleh-oleh khas Kolaka ini dikelolah oleh Sitti Ramlah, warga Kelurahan Kolakaasi Kecamatan Latambagq sejak 2010 lalu.

Awalnya Sitti Ramlah merupakan pedagang pakaian di Pasar Raya Mekongga Kolaka, namun karena bangkrut akibat persaingan, dia akhirnya mencoba membangun usaha baru yang dapat menopang kehidupan keluarganya, yakni usaha dodol khas Kolaka Surya Mandiri.

Ide tersebut muncul setelah Sitti Ramlah menilai bahwa di Kolaka juga merupakan penghasil cokelat terbesar di Sultra.

“Awalnya kami menjual pakaian di pasar tapi gulung tikar, tiba – tiba saya bersama suami berpikir kenapa kita tidak membuat makanan khas Kolaka yang terbuat dari buah cokelat, karena di Kolaka produksi cokelat sangat melimpah,” ucapnya.

Katanya, setelah memulai usaha pada 2010 lalu, usaha dodol kolaka terus mengalami peningkatan meskipun hasil produksi masih sangat terbatas. Karena peningkatan itu, dodol buatan Sitti Ramlah akhirnya menjadi familiar bagi warga Kolaka karena sering mengikuti pameran UMKM.

“Saat merintis dodol kolaka saya hanya bermodalkan 750 ribu rupiah, sehingga produksi dodol masih sangat terbatas, tetapi sedikit demi sedikit akhirnya meningkat dan dikenal orang,” cerita Sitti Ramlah.

Dimana pada saat itu, terdapat tiga rasa dodol yang menjadi andalannya, yakni dodol rasa cokelat, jambu mete dan durian. Tak heran jika dalam waktu singkat, pemasaran dodol khas kolaka ini tidak hanya mengcakup wilayah Kolaka saja tetapi juga dipasarkan hingga di luar kota Kolaka, bahkan dodol buatannya kini menjadi oleh-oleh khas Kolaka.

Namun saat pandemi covid-19 melanda tanah air, permintaan dodol Kolaka mulai mengalami penurunan, kondisi ini dirasakan sejak pertengahan 2020 lalu. Bahkan awal 2021 Sitti Ramlah harus menghentikan produksi selama 4 bulan dan memberhentikan 2 orang karyawannya, lantaran kesulitan untuk menggaji mereka akibat pandemi.

“Akibat covid ini terpaksa kita hentikan produksi selamat empat bulan, karena memang tidak ada permintaan dari konsumen,” keluhnya.

Beruntung saat itu Sitti Ramlah mendapatkan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar 100 juta rupiah.

Dana itulah yang kemudian digunakan untuk membeli bahan dan peralatan agar dodol kolaka kembali berproduksi.

Kini usaha dodol kolaka surya mandiri mampu mendatangkan pundi – pundi bagi Sitti Ramlah bahkan omzetnya mencapai 15 juta per bulan.

“Alhamdulillah beruntung mendapatkan pinjaman modal 100 juta rupiah dari BRI melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), terima kasih BRI semoga bisa membantu UMKM lain seperti saya,” ucapnya.

Selain dodol, Sitti Ramlah juga memproduksi aneka macam kue yang banyak diminati oleh pelanggannya baik dari Kolaka maupun dari lain di Sulawesi Tenggara.

Laporan: ASDAR LANTORO

Editor: YUSRIF

Komentar