Soal Kelangkaan Minyak Goreng di Muna, Begini Langkah Disperindag

Kepala Bidang Perdagangan, Umin

TEGAS.CO,. MUNA – Menjelang bulan puasa, harga minyak goreng (migor) melonjak naik dan mengalami kelangkaan secara nasional. Di Kabupaten Muna, hal serupa terjadi bukan hanya harga yang naik tapi sulit menemukan migor di pasar atau warung-warung yang menjual kebutuhan sembilan bahan pokok sejak Januari lalu.

Pada Selasa (15/3/22) Kios Agung Jaya yang terletak di Jl. Labora VI belakang pasar sentral Laino melakukan distribusi 1.000 dus migor dengan harga jual Rp 27.500/liter. Tak tanggung-tanggung masyarakat begitu antusias untuk membeli dan saat itu juga ludes terjual.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melalui Kepala Bidang Perdagangan, Umin menyebut kenaikan harga disebabkan kelangkaan stok migor pada skala nasional sehingga ikut merembes sampai ke daerah-daerah.

Menurutnya, walaupun terjadi kelangkaan dan harga naik dipastikan kebutuhan rumah tangga di Muna masih stabil hanya saja untuk pedagang gorengan dan warung makan memiliki dampak yang cukup signifikan. Atas kondisi itu pihaknya mengambil langkah dengan akan melakukan sidak ke distributor dan operasi pasar.

“Kami Sudah zoom meeting dengan Kapolres Muna guna menghadapi bulan puasa, akan dilakukan operasi pasar dan sidak guna mengantisipasi kelangkaan dan naiknya harga migor,” ungkapnya.

Untuk waktu pelaksanaannya belum dapat dipastikan karena menunggu kesiapan dan kesepakatan dengan pihak terkait,” katanya, Rabu (16/3/22).

Lanjut Umin, Disperdagin Muna saat ini hanya sebatas melakukan pemantauan stok barang dan harga, sedangkan pengawasan masih berada pada kewenangan dinas Provinsi sehingga pihaknya tak bisa terlalu jauh melakukan intervensi.

“Kita sudah koordinasikan di gudang distributor tapi masih kosong. Gudang Cinta Damai terakhir melakukan pembongkaran bulan 2 lalu tapi langsung habis terjual, stoknya sudah lama kosong sejak penjualan terakhir,” ucapnya.

“Kita lihat nomenklaturnya dulu untuk memastikan sejauh apa tindakan yang akan kita ambil nantinya,” ujarnya.

Umin menambahkan, solusi melalui pasar murah pihaknya belum ada gambaran karena harus berkomunikasi dengan dinas provinsi, juga harus punya stok untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.

“Kebutuhan bahan pokok lainnya masih terpantau stabil dengan kenaikan yang masih dalam kewajaran seperti gula, cabai dan mentega. Untuk pasar murah, kita lihat nanti,” jelasnya.

Harga normal migor sebelumnya, untuk jenis Bimoli Rp 24.000/liter sedangkan merk lainnya dikisaran Rp 23.000/liter. Saat ini harga terpantau di pasaran mencapai Rp 45.000/liter merk bukan Bimoli, Rp 86.000/ 2 liter kemasan dan Rp 90.000/ 2 liter kemasan botol.

Laporan: FAISAL

Editor: YUSRIF

Komentar