TEGAS.CO., SULAWESI TENGGARA – Dalam proses perencanaan kegiatan dilingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra). Sekretaris Daerah (Sekda) Dr Hj Nur Endang Abbas menyarankan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sultra agar memberikan best practice (praktik terbaik) pada pegawai perencana di Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Sebab, kata Endang, saat ini sudah saatnya kita tampilkan yang terbaik, dan itu akan secara simultan memberi dampak positif pada semua perencana di tiap-tiap OPD lingkup Pemprov Sultra.
“Misalnya, dari OPD ini kalau menyusun sesuai apa yang tugaskan. Tidak bolak balik ke Bappeda konsultasi. Sekali buat langsung ok, jadi kriterianya ada. Perencana seperti itu harus diberikan penghargaan dan apresiasi, dan saat Musrenbang itu diumumkan. Kalau ini dijalankan semua perencana akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik,” jelas Endang saat membuka kegiatan Forum Lintas OPD Lingkup Pemprov Sultra Tahun 2022.
Menurut Endang, yang terbaik dalam menyusun perencanaan kegiatan yang ada dalam OPD tidak bisa dihilangkan. Sebenarnya ini tidak perlu ada, tapi sebenarnya di pusat juga masih selalu ada. Setiap dilaksanakan rapat koordinasi selalu dimunculkan semua provinsi-provinsi yang mencapai target dan diberikan penghargaan.
“Jadi, apapun itu semua harus dimunculkan pada saat Musrenbang. Yang kerja kan perencana, tapi yang bagus namanya kan bosnya. Kalau ada best practice seperti ini harus disebut langsung namanya, personnya perencana dan diberikan piagam. Maka semuanya akan berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Misalnya, terbaik lima atau terbaik sepuluh,” ujarnya.
Hal ini juga, sambungnya, sudah pernah diterapkan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), dengan memberikan piagam penghargaan kepada bendahara terbaik. Bahkan mereka diajak jalan-jalan keluar daerah.
Kenapa perencana tidak, sementara semua kegiatan yang ada mereka yang kerjakan. Bagaimana mungkin mau kemana-mana kalau tidak direncanakan, mereka ini harus diberikan apresiasi. Apresiasi itu diberikan bukan pada OPDnya tapi lebih pada nama personalnya.
“Karena kalau personalnya, dulu waktu saya menjadi Kepala BKD kalau kita mau menentukan siapa yang akan mengisi suatu jabatan harus kita tahu prestasinya. Semua kita potret, oh ini pernah dapat piagam terbaik, pernah dapat ini. Itu akan menjadi pertimbangan pimpinan. Kita lihat yang mana yang memiliki kompetensi dan mana yang bagus,” katanya.
Sebab, tambah dia, dalam pengisian komposisi jabatan kalau ada eselon IV yang lemah diatasnya itu eselon III harus diperkuat, sehingga OPD itu kuat. Kita juga memastikan OPD itu berjalan dengan baik.
“Saya berharap semoga semua lahir dan menjadi orang-orang hebat dan terbaik,” tutupnya.
Komentar