Mudik Lebaran 2022, Adakah Eksploitasi Kepentingan?

Mudik Lebaran 2022, Adakah Eksploitasi Kepentingan?
Ummu Aisyah

Mudik lebaran 2022 sejak awal disinyalir oleh pemerintah akan membludak namun minim penyiapan fasilitas, sehingga tidak dapat dihindari masih terus terjadi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Jasa Marga mencatat sekitar 1,7 juta kendaraan meninggalkan Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi (Jabotabek) menuju tiga arah yaitu timur (Trans Jawa dan Bandung), barat (Merak), selatan (Puncak).

Arus mudik ini terjadi pada H-10 hingga H-1 Idul fitri 1443 H (Dw, 3/5/2022).Hal ini menjadi rekor terbesar sejarah mudik di Indonesia.

Sementara itu Korps Lalu Lintas Polri mencatat ada 2.945 kecelakaan lalu lintas selama periode arus mudik lebaran 2022 sejak awal sabtu (23/4/2022) hingga senin (2/5/2022). Dari jumlah tersebut, 51 kecelakaan terjadi di ruas jalan tol, sisanya sebanyak 2.894 kecelakaan terjadi di ruas jalan bukan tol.

Untuk mengurangi potensi kepadatan saat arus balik mudik lebaran, korlantas telah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas yaitu skema one way (satu arah) dan contraflow (lawan arus), (kompas, 3/5/2022).

Kementerian perhubungan menyatakan bahwa macet mudik dan balik itu pasti akan terjadi karena kemampuan pembangunan sarana dan prasarana pemerintah terbatas sehingga tidak bisa mengakomodasi saat volume kendaraan terlalu tinggi.

Sehingga tidak heran kalau masih terus terjadi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan minimnya penyiapan fasilitas.Melansir Merdeka (22/4/2022).

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo menambahkan bahwa sarana dan prasarana transportasi tidak didesain untuk menghadapi arus puncak mudik. Pembangunannya membutuhkan dana yang sangat besar dan kalau sudah tidak lebaran bisa mubazir. Jadi yang bisa dilakukan hanya langkah-langkah optimasi.

Kampanye dalam mudik lebaran, eksploitasi kepentingan?

Fenomena mudik yang tidak biasa pada 2022 ini terjadi di Medan, Sumatera Utara. Setiap peserta program mudik bareng Pemkot Medan mendapatkan kaus putih bergambar Wali Kota Bobby Nasution dan Wakilnya Aulia Rachman.

Selain logo Pemkot Medan, di kaus tersebut juga terdapat logo Bank Sumut yang terlihat jelas.

Dalam program ini ada ribuan pemudik yang diberangkatkan, pada (Ahad pagi, 1/5/2022), ada 666 pemudik berangkat menumpang 16 bus besar dan 7 bus kecil. (kompas, 2/5/2022).

Mudik lebaran seolah menjadi sarana eksploitasi kepentingan politik dan ekonomi.yang diuntungkan tetap hanya untuk segelintir orang saja, bukan rakyat.

Meskipun Bobby Nasution mengatakan bahwa acara mudik bareng ini tidak bermaksud apa-apa dan bukan untuk kepentingan tertentu dan tidak dibiayai oleh APBD.

Menurutnya acara ini hasil kolaborasi Pemkot dengan pemangku kepentingan,pelaku usaha, Kadin, Bank Sumut dan dukungan Forkompimda Medan.(Kompas, 2/5/2022).

Negara wajib melayani semua kebutuhan rakyat, termasuk transportasi.

Dalam Islam, Negara wajib melayani semua kebutuhan rakyat termasuk infrastruktur serta sarana dan prasarana yang layak untuk transportasi sehari-hari, tidak hanya saat momen mudik.

Dalam system Khilafah pembangunan sarana dan prasarana yang aman dan nyaman tidak khusus ketika arus besar seperti hari raya saja, tetapi kapanpun rakyat harus bisa merasakannya.

Negara akan menyediakan fasilitas transportasi yang memadai agar bisa meminimalisasi angka kecelakaan lalu lintas karena keamanan dan keselamatan rakyat adalah yang paling utama dan menjadi kebutuhan pokok rakyat.

Sebagaimana Sabda Rasulullah : “ Imam/khalifah/kepala Negara adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas pengurusan rakyatnya” (HR Bukhari).

Negara menyediakannya dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat, bukan malah memberi celah rakyat dieksploitasi atau dimanfaatkan keberadaannya oleh berbagai kepentingan.

Selain itu Negara membangun tata kota dan perencanaan wilayah yang mampu meminimalisasi kebutuhan transportasi. Dan Negara akan memfasilitasi berbagai riset dan teknologi untuk pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang ada.
Wallahualam.

Oleh : Ummu Aisyah
(Pemerhati Sosial)

REDAKSI

Komentar