Cari Jodoh Koalisi untuk Memenangi Kontestasi

Cari Jodoh Koalisi untuk Memenangi Kontestasi
UMMU RASYID

Jelang Pemilu 2024, tensi politik tanah air kian memanas. Lobi-lobi politik mencari jodoh koalisi untuk memenangkan kontestasi terus dilakukan.

Masing-masing partai politik berusaha agar koalisi yang dibentuk bisa menang sehingga mengantarkan mereka duduk di singgasana pemerintahan.

Iklan Pemkot Baubau

Tiga partai politik pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi pemicu naiknya tensi politik di negara ini karena telah membentuk koalisi baru.

Dilansir dari detiknews, Jumat (13/5), Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengumumkan nama koalisi ketiga partai tersebut (Golkar, PAN, dan PPP) yakni Koalisi Indonesia Bersatu.

Wakil ketua Komisi VIII DPR RI, Ace mengatakan bahwa ketiga partai politik telah memiliki pengalaman dalam pemerintahan dan dalam dinamika politik bangsa.

Dengan visi partai yang dimilikinya dan berbagai pengalaman politik, kesemuanya bersepakat untuk menyatukan diri membangun koalisi tersebut.

Sementara itu PKB melalui Wakil Ketua Umumnya Jazilul Fawaid menekankan bahwa PKB masih menimbang – nimbang untuk bergabung pada Koalisi Indonesia Bersatu, dengan pertimbangan sosok figure yang masih belum jelas.

Disisi lain, Sekretaris Jenderal (Sekjen ) PKS Aboe Bakar Alhabsyi mengapresiasi langkah Koalisi Indonesia Bersatu yang mengajak bergabung, hanya saja beliau mengatakan bahwa PKS akan mengusung pasangan capres-cawapres yang potensial menang.

Hal ini karena PKS ingin agar periode berikutnya berada dalam pemerintahan.

“Kami sudah tak mau lagi di luar pemerintahan. Kita akan rebut dengan kemenangan. Kita ingin mengusung bukan lagi mendukung,” ujar Aboe Bakar, (Berita Satu.Com, 29/5).

Dalam sistem demokrasi, koalisi antar partai politik merupakan suatu keniscayaan.

Setiap mendekati pemilu lobi-lobi politik senantiasa dilakukan agar mereka menjadi koalisi yang solid sehingga bisa memenangkan pertarungan politik.

Tentunya suatu partai politik ketika memutuskan untuk bergabung ke dalam suatu koalisi partai telah mempertimbangkan berbagai kemungkinan, serta keuntungan apa yang akan diperoleh jika memilih bergabung.

Ada yang telah bergabung namun akhirnya mundur karena telah berbeda kepentingan.

Sehingga dalam sistem demokrasi tak ada kawan abadi, yang ada adalah kepentingan abadi.

Jika mengungtukan maka bisa menjadi kawan namun jika merugikan maka bisa menjadi musuh sehingga tujuan dari adanya partai politik tidak lagi dalam rangka merealisasikan kepentingan masyarakat tetapi lebih kepada kepentingan partai itu sendiri.

Jadi jangan heran ketika banyak masyarakat yang tidak lagi menaruh kepercayaan pada partai politik dalam sistem demokrasi karena janji yang biasa diumbar saat kampanye tidak menjadi kenyataan, janji tinggalah janji.

Dalam Islam, partai politik bukanlah dibentuk guna bertarung memperebutkan tampuk kekuasaan, sehingga berbagai macam cara dilakukan dengan tidak mengenal halal atau haram, akan tetapi partai politik (hizbun siyasy) merupakan suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, cita-cita dan tujuan yang sama dalam rangka mengurusi urusan rakyat.

Dengan kata lain, partai politik adalah kelompok yang berdiri di atas sebuah landasan ideologi yang diyakini oleh anggotanya yang ingin diwujudkan di tengah-tengah masyarakat.

Partai politik Islam adalah partai yang berupaya menyadarkan masyarakat dan berjuang bersamanya guna melanjutkan kehidupan Islam.

Partai politik Islam tidak ditujukan untuk meraih suara terbanyak dalam Pemilu atau berjuang untuk meraih kemenangan sesaat dalam tiap lima tahun misalnya, melainkan berjuang untuk merubah sistem sekuler kapitalis demokrasi yang diterapkan oleh negri-negri muslim hari ini, menjadi sistem yang diatur oleh Syariah Islam.

Tentunya partai politik tersebut dikatakan shahih jika dasar berdirinya dalah Islam, hidup matinya untuk Islam semata bukan untuk kepentingan partai politik.

Dengan demikian, maka dalam Islam tidak akan ada upaya mencari jodoh koalisi untuk memenangkan kontestasi lima tahunan, akan tetapi partai politik tersebut berupaya dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan fungsinya dalam rangka dakwah Islam dan koreksi terhadap penguasa demi terterapkan Syariah Islam secara totalitas dan menyeluruh. Wallahu a’lam biashawab.

PENULIS: UMMU RASYID

PUBLISHER: REDAKSI

Komentar