Banjir di Kecamatan Bungi, Begini Akibat Dampak serta Solusinya

Puluhan hektar sawah yang terendam banjir

TEGAS.CO, BAUBAU – Akibat cuaca buruk dan curah hujan tinggi, banjir kembali terjadi di tiga kelurahan yang berada di jalan Anoa, Kecamatan Bungi, Kota Baubau, Jum’at (24/6/22).

Hal itu disampaikan oleh Kepala Pelaksana (Kalaks) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, Muslimin Hibali.

Menurutnya banjir yang terjadi selama 2 jam itu dikarenakan hujan deras kurang lebih 18 jam.

“Jadi curah hujan cukup lama mulai jam 7 malam pada Kamis sampai jam 7 pagi Jumat sehingga mengakibatkan air meluap ke badan jalan dengan ketinggian kurang lebih 2 meter,” jelasnya.

Akibatnya, lanjut Muslimin, sebanyak 22 rumah yang berada di Kelurahan Karing-karing , 5 rumah di Kelurahan Waliabuku, 25 rumah di Kelurahan Liabuku serta 2 warung makan dan Pesantren Al Amanah terendam banjir.

“Untuk area Lahan sawah yang terendam sekitar kurang lebih 200 hektar mengakibatkan lahan gagal panen kurang lebih 70 hektar,” katanya.

Tidak hanya itu, beberapa hewan ternak juga terdampak bajir, seperti 5 ekor sapi dan 50 ekor ayam.

Sementara itu Kapolsek Bungi, IPTU Bustan menyampaikan bahwa setelah mengetahui keadaan, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat serta instansi terkait untuk melakukan evakusi terhadap warga yang terdampak banjir.

“Pihak Polsek Bungi, anggota Danramil Bungi Sorawolio dan pemerintah setempat langsung mengimbau kepada warga yang melintas dan yang terkena banjir agar di evakuasi di tempat yang lebih aman,” ucap Bustan.

Sebanyak 468 orang di Pondok Pesantren Al-Amanah yang terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa dievakuasi ke lantai dua

“Untuk korban jiwa akibat kejadian itu tidak ada,” tuturnya.

Evakuasi salah satu korban banjir oleh Tim SAR Baubau

Tidak hanya itu, dua orang petani paruh baya, La Maliki dan Humane juga dievakusi oleh Basarnas Kota Baubau menggunakan perahu karet

Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse yang turun langsung meninjau lokasi banjir menyampaikan bahwa untuk mengatasi banjir, tidak bisa dilakukan dengan cepat.

Pasalnya, kata dia, banyak hal yang harus dilakukan, mulai dari gunung hingga ke pemukiman warga, termasuk kedisiplinan dalam mengolah hutan.

Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse meninjau langsung lokasi banjir

Karena itu, lanjut dia, Pemkot Baubau akan membenahi sistem drainase secara terintegrasi agar tidak terjadi lagi banjir di lokasi tersebut.

“Setelah kita lihat dan analisa tadi memang masalahnya di drainase, adanya penebangan pohon secara liar di lokasi hutan yang ada di ketinggian rumah warga, dan memang wilayah sini rendah makanya sering banjir,” kata orang nomor satu di Kota Baubau ini.

Laporan: JSR

Editor/ Publisher: YUSRIF

Komentar