TEGAS.CO,. MUNA – Sampaikan perkembangan ekonomi dan capaian APBN Semester I tahun 2022, Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Raha gelar press conference, Rabu (3/8/2022).
Kepala KPPN Raha, Sulistiyono menyampaikan Proyeksi Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi 5,3% (-0,1). Ekspor Juni 2022 mencapai US$26,1 miliar, tumbuh 40,7% (yoy) terutama didorong oleh kelompok non migas (seperti batubara, produk sawit, besi dan baja, dll).
Impor Juni 2022 tercatat US$21,0 miliar, tumbuh 22% (yoy) yang didominasi oleh bahan baku dan barang modal. Surplus neraca perdagangan Juni 2022 tercatat US$5,1 miliar (Mei USD2.9 milliar), melanjutkan tren surplus selama 26 bulan berturut-turut.
Lonjakan harga pangan didorong oleh faktor musiman dan diperkirakan mereda seiring membaiknya pasokan. Inflasi s.d. bulan Juni: 3,19 (ytd), 0,61 (mtm) dan 4,35 (yoy). Cadangan Devisa per Juli 2022 sebesar USD 136,4 Billion (setara 3 bulan import).
Ia menambahkan, Flash Report Pagu dan Realisasi Belanja APBN Lingkup KPPN Raha Semester I Tahun Angaran 2022 yakni Belanja Negara secara agregat sebesar Rp.245,67 miliar (37%), tumbuh sebesar 13,64% YoY. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan Belanja TKDD yang mencapai 32,48% dari pagu, dibanding pada tahun lalu sebesar 18,84% dari pagu, sementara belanja lain terjadi penurunan.
Sampai dengan akhir Semester I Tahun 2022 (Bulan Juni 2022) Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp.100,12 miliar (46,38% terhadap pagu alokasi DIPA), terkoreksi sebesar 4,27% YoY, dipengaruhi terutama oleh pelambatan pertumbuhan belanja modal yang terkoreksi sebesar 17.01% YoY dan Belanja Pegawai terkoreksi sebesar 4,25% YoY.
Hal ini terutama disebabkan tertundanya pembayaran Gaji 13 yang baru terealisir pada bulan Juli 2022, sedangkan pada Belanja Barang terkoreksi sebesar 1,12% YoY.
“Overview penyaluran dana APBN Lingkup KPPN Raha Semester I 2022 yakni belanja pegawai 129,46 miliar, belanja pegawai 75,11 miliar, belanja modal 11,31 miliar, DAK Fisik 196,67 miliar, DAK non fisik 73,78 miliar dan dana desa 177,67 miliar dengan total secara keseluruhan sebesar 664 miliar,” kata Sulistiyono dalam pemaparannya di aula Kantor KPPN Raha.
Terkoreksinya Belanja Modal selain dipengaruhi oleh menurunnya pagu alokasi Belanja Modal sebesar Rp.11,16 miliar (50% dibandingkan tahun 2021), juga sehubungan dengan termyn pembayaran Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang baru akan dibayarkan pada Semester II TA 2022.
Sedangkan terkoreksinya Belanja Pegawai lebih dipengaruhi oleh perbedaan waktu pembayaran Gaji/Tunjangan 13 TA 2022 yang baru dibayarkan sejak awal Juli 2022.
Belanja TKDD terkoreksi sebesar 18,76% YoY, hal ini sangat dipengaruhi oleh perlambatan penyaluran DAK Fisik sebesar 51,38% YoY, terutama di Muna Barat, meskipun untuk Dana Desa tumbuh sebesar 6.28% YoY, serta pada tahun anggaran 2022 terdapat penyaluran DAK Non Fisik sebesar Rp 73.78 M yang sampai dengan tanggal 30 Juni 2022 terealisasi sebesar 46,46% dari pagu DIPA.
Lanjutnya, pemerintah melalui APBN tetap melanjutkan program PC-PEN melalui anggaran K/L dan TKDD untuk memperkuat perlindungan sosial dan daya beli masyarakat di tengah ancaman inflasi dan kenaikan harga pangan, sehingga dapat tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.
“Kenaikan harga komoditas global berdampak pada meningkatnya penerimaan negara, tetapi berpotensi meningkatkan belanja negara, khususnya belanja subsidi. APBN tetap harus bekerja keras sebagai shock absorber dalam mengantisipasi berbagai gejolak dan tekanan global yang berdampak terhadap perekonomian, khususnya di Sulawesi Tenggara,” terangnya.
Kegiatan itu diikuti juga terhubung secara daring yang melibatkan sejumlah stakeholder baik instansi vertikal lainnya maupun OPD/Instansi di Muna dan Muna Barat dan masyarakat serta instansi vertikal di kota Bau-bau. Turut hadir pula Kepala BPS Muna, Leman Jaya.
Laporan: FAISAL
Editor/ Publsiher: YUSRIF
Komentar