Resmikan Gudang Pengolahan Limbah B3, Sulkarnain: Menjaga Lingkungan Tidak Tercemar

Resmikan Gudang Pengolahan Limbah B3, Sulkarnain: Menjaga Lingkungan Tidak Tercemar
Resmikan Gudang Pengolahan Limbah B3, Sulkarnain: Menjaga Lingkungan Tidak Tercemar

TEGAS.CO., KENDARI – Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengapresiasi PT. Sultra Alam Perkasa membangun gudang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) berupa oli bekas.

Apresiasi tersebut dia sampaikan saat meresmikan gudang dan kantor PT. Sultra Alam Perkasa di Kelurahan Tobimeita Kecamatan Nambo, Kota Kendari, Kamis (15/9/2022).

Iklan Pemkot Baubau

“Kami memberikan dukungan, mudah-mudahan dengan hadirnya PT. Sultra Alam Perkasa ini kemudian nantinya bisa bersinergi dengan berbagai pihak termasuk Pemerintah Kota yang juga membutuhkan pengolahan limbah B3 agar lingkungan kita terjaga tidak tercemari,” ucapnya.

Orang nomor satu Kota Kendari ini mengharapkan pengolahan limbah yang dilakukan PT. Alam Lerkasa tidak hanya semakin maju, tetapi juga bisa merekrut tenaga kerja.

Di tempat yang sama, Direktur PT. Sultra Alam Perkasa Hasrim mengatakan, awalnya usaha yang digelutinya hanya mengumpulkan limbah oli bekas dari bengkel-bengkel kecil hingga perusahaan tambang yang beroperasi di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Resmikan Gudang Pengolahan Limbah B3, Sulkarnain: Menjaga Lingkungan Tidak Tercemar
Resmikan Gudang Pengolahan Limbah B3, Sulkarnain: Menjaga Lingkungan Tidak Tercemar

Namun seiring perkembangan, perusahaannya memperluas ruang kerjanya dengan transportasi.

Selain mengolah limbah cair berupa oli bekas, Hasrim bilang, kedepannya PT. Sultra Alam Perkasa akan mengolah sendiri limbah berbahaya, salah satunya yang dihasilkan rumah sakit.

“Kita membutuhkan mesin incinerator untuk menghancurkan limbah padat itu menjadi debu. Itu yang nanti kita usahakan ke depan masih ada lahan kita setengah hektare di belakang kita peruntukan untuk itu, mudah-mudahan tahun 2022 ini bisa terealisasi,” ujarnya.

Dia mengungkapkan selama ini limbah padat dan limbah cair berbahaya hanya mereka kumpul kemudian dikirim ke Surabaya untuk diolah.

REDAKSI

Komentar