TEGAS.CO,. KENDARI – Seiring berkembangnya arus global revolusi industri 4.0, saat ini dikejutan lagi dengan zaman peralihan society 5.0, untuk menjawab tantangan itu, semua dituntut untuk serba cepat, efektif dan solutif dalam segala bidang.
Berangakat dari hal itu, Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar dialog publik dengan mengangkat tema “Eksistensi Mahasiswa Dalam Membangun Peradaban Bangsa, di Era Disrupsi” yang dipandu oleh Immawan Yusliadi Ketua Bidang Tablig dan Kajian Keislaman IMM Fisip UHO.
Kegiatan yang dilaksanakan di salah satu warkop di Kota Kendari, Rabu (5/9/2022) itu, menghadirkan 3 (tiga) narasumber, yaitu Ketua Cabang PMII Kendari, Ketua Cabang GMNI, dan Ketua Cabang IMM
Ketua Umum IMM Fisip UHO Nurhaya, yang diwakili Sitti Hadija, menyampaikan agar eksistensi mahasiswa tetap dirawat sebagai agen perubahan yang mencerdaskan umat dan bangsa di tengah era yang sangat maju, dalam hal segala bidang, baik dalam sosial, ekonomi, budaya dan politik.
“Pengguliran zaman akan menjadi persoalan fundamental untuk generasi muda penerus bangsa, yang mesti dibekali dengan soft skill penuh talenta dan pengetahuan intelektual yang mumpuni, sehingga menjadi garda terdepan dalam melakukan gerakan revolusi yang kritis dan solutif demi kemajuan organisasi maupun masa depan bangsa melalui konstribusi anak-anak muda saat ini,” ujar Sitti Hadija dalam sambutanya.
“Agar tidak kakuh dalam menghadapi tantangan zaman kedepan, perlu adanya skill yang terlatih sejak dini dan literasi yang baik, ketika sudah selesai dari kampus nantinya sudah memilki segudang pengalaman, yang siap berkontribusi positif tehadap bangsa dan negara,” sambung Khadija mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UHO.
Hal senada disampaikan Ketua Panitia Immawan Syafik. Kata dia, hal seperti ini perlu dipupuk untuk menjaga eksistensi mahasiswa sebagai agen of change di era disrupsi, agar memberikan kontribusi positif untuk bangsa ini dan tetap eksis melakukan perubahan dan berorientasi pada teknologi yang kongkrit dalam dinamika sosial.
“Kami dari panitia sangat berterimakasih kepada seluruh pihak atas kehadirannya dan telah mensuport kegiatan dialog ini, sehingga bisa membangun kembali ajang silahturahim dan menambah wawasan pengetahuan baru,” ujar Syafik Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip UHO.
Dalam paparannya, Ketua Cabang PMII Kendari, Muhammad Alamsyah menyampaikan bahwa eksistensi mahahsiswa dalam membangun bangsa, sebagai agen pembaharu, agen of control sosial dan agen moral force pada perkembangan zaman teknologi untuk mengubah cara mahasiswa berpendapat.
“Memilih menyampaikan pendapat lewat media sosial menjadi salah satu ruang publik yang dewasa ini dimanfaatkan banyak orang, untuk berbicara segala hal termasuk protes pada pemerintah,” ucapnya.
Sementara itu Ketua GMNI Kendari, Ahmad Arfan yang diwakili Ketua Bidang (Kabid) Advokasi, Syahril menjelaskan, mahasiswa harus bersatu dalam membangun gerakan sebagai agen of change, yang mendobrak perubahan terkait kebijakan yang merugikan masyarakat dan bercermin pada gerakan mahasiswa di 1998 yang menumbangkan rezim Soeharto.
“Masa Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Suharto selama 32 tahun berakhir salah satunya karena ketidakpercayaan publik,” jelasnya.
Ia juga mengutip pernyataan Bung Karno bahwa Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri. Perkataan ini sudah terjadi di zaman saat ini.
“Kenyataan saat ini kemerdekaan masi dalam penjajahan, hanya yang membedakan masyarakat Indonesia dijajah bangsanya sendiri, dijajah oleh elit pemerintah. Gerakan mahasiswa saat ini semakin surut menggalang masa dan mestinya kita harus bersatu kembali untuk menggengam perubahan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonsia,” tuturnya.
Di tempat yang sama Ketua Cabang IMM Kendari, Muhammad Hermansyah memaparkan bahwa sebagai mahasiswa harus menciptakan zaman dan mampu beradapatif bukan mengikuti zaman.
“Mahasiswa sebagaimana kita ketahui sebagai kaum intelektual muda yang diharapkan sebagai pemimpin masa depan bangsa Indonesia tentunya melekat banyak harapan untuk kemajuan bangsa dan dunia tentunya,” paparnya dihadapan peserta.
Ia melanjutkan, mahasiswa bukan ajang untuk gagah-gagahan dalam mencari panggung dan lain sebagainya, tapi benar-benar sebagai konseptor, pencipta peradaban, pencipta zaman agar mampu bersaing dan menggungguli perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Dengan negara-negara lain. Sehingga mahasiswa tidak diperbudak oleh zaman.
“Di era perkembangan IPTEK, masi kata dia, yang sangat pesat ini tentunya harus selalu menjadi topik diskusi mahasiswa yang kemudian menjadi acuan untuk mahasiswa hari ini bergerak dan belajar lebih giat sebagai upaya dalam mengamalkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia,” ucapnya.
Hermansyah juga mengapresiasi kegiatan dialog yang diselenggarakan oleh IMM Fisip UHO
REDAKSI
Komentar