Pendidikan Pertarungan Antara Persepsi Atau Narasi

Pendidikan Pertarungan Antara Persepsi Atau Narasi
Mariana, S.Sos
(Guru Swasta dari Pomalaa, Kolaka Sulawesi Tenggara)

Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia (Nelson Mandela), benar saja bahwa pendidikan yang baik akan melahirkan manusia yang berilmu, dengan ilmunya manusia dapat membuat kemajuan sehingga mengubah dunia.

Sebagai contoh seorang ilmuan yang bernama Maryam Al- Asturlabi menginspirasi lahirnya Global positioning system atau GPS, kemudian ada Abu Raihan Al- Biruni penemu peralatan astronomi yang menggunakan prinsip komputer analog yang dikenal sebagai Planisphere yakni astrolabe peta bintang, sampai saat ini karya dari banyak ilmuwan tersebut telah menginspirasi dunia dan membawa kemajuan bagi peradaban manusia.

Maka tidak heran jika saat ini banyak orangtua yang berusaha untuk menyekolahkan anak-anaknya pada sekolah-sekolah favorit hingga dengan biaya yang fantastis demi untuk memperoleh ilmu dan fasilitas yang wah. Namun juga tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang ketika seseorang memilih sekolah tertentu dikarenakan untuk status sosial dan kemudahan mendapatkan akses pekerjaan.

Pendidikan Apakah Hanya Sebuah Persepsi?

Tidak jarang kita temui orang tua memilih sekolah anaknya karena sekolah itu dianggap terbaik yang menampung orang-orang kelas atas alias mereka yang memiliki latar belakang pendidikan, pekerjaan, serta memiliki popularitas dan kekuasaan yang diakui di masyarakat.

Sehingga dengan persepsi seperti itulah opini kemudian hadir bahwa sekolah-sekolah favorit adalah sekolah yang dihadirkan bagi mereka yang memiliki kedudukan sosial tinggi di masyarakat.

Akibatnya sekolah bukan hanya sekadar untuk mendapatkan ilmu tapi juga untuk mewariskan status sosial yang dimiliki oleh keluarga.

Selain itu anggapannya adalah dengan menempuh pendidikan di sekolah tertentu maka akses untuk mendapatkan pekerjaan lebih mudah karena sekolahnya telah bekerja sama dengan perusahaan untuk merekrut output dari siswa yang berasal dari sekolah tersebut.

Disamping itu ada juga yang beranggapan bahwa sekolah itu sama saja, suksesnya itu tergantung dari individunya, jika dia mau berusaha dengan baik maka pendidikan itu akan bermakna buat masa depannya.

Ada juga yang beranggapan bahwa ilmu itu penting maka pendidikan menjadi sesuatu yang harus dijalani. Tidak sedikit orang tua meskipun dari ekonomi yang pas-pasan tapi dia mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Meskipun ada diantara mereka yang menyekolahkan anak-anaknya pada sekolah-sekolah yang tidak favorit, hanya karena mereka menginginkan anak-anaknya tetap bisa mengenyam bangku pendidikan, supaya masa depannya tidak suram dan dapat mencapai kedudukan yang baik di masyarakat, pekerjaan yang layak dan tidak bodoh.

Sehingga anak-anaknya dapat bertahan ditengah arus kehidupan yang semakin kompleks. Banyak orang tua berharap anak-anaknya dapat menyelesaikan masalahnya dengan ilmu yang dia dapatkan dibangku sekolah sehingga dapat meringankan beban orangtuanya.

Selain itu pemilihan sekolah boleh jadi bukan karena keinginan tapi karena tidak ada pilihan lain. Kita pahami bahwa ada sekolah yang membebani anak didiknya dengan biaya mahal, ini menjadi pertimbangan bagi orang tua dari tingkat ekonomi menengah kebawah untuk menyekolahkan anaknya pada sekolah tersebut.

Sebab untuk memenuhi kebutuhan harian mereka saja sudah sangat terbebani apalagi jika biaya sekolah itu mahal. Maka alternatif yang mereka pilih dari sekolah yang ada adalah apa yang mereka sanggupi dari ekonomi yang dimiliki bahkan jika perlu sekolah bagi mereka itu gratis sehingga tidak semakin membebani kehidupan mereka.

Jadilah sekolah ini menjadi barang mahal, bagi yang mampu tidak masalah, nah yang jadi masalah pada mereka yang tidak mampu secara finansial, jadinya mereka harus memilih sekolah yang memang sesuai dengan budget yang mereka miliki, padahal pendidikan itu seyogyanya menjadi kebutuhan dasar yang memang harus dijamin oleh negara untuk rakyatnya.

Tentunya dengan fasilitas yang layak yang memungkinkan bagi peserta didik untuk berkembang dan maju, karena bagaimanapun juga siswa itu adalah aset negara sebab kemajuan atau kemunduran negara terletak pada generasi mudanya, merekalah kelak yang akan memimpin negara itu.

Pentingkah Narasi Pendidikan Bagi Masyarakat?

Tapi disamping itu terkadang grade sekolah juga menentukan minat dari orang tua menyekolahkan anak-anaknya, ada narasi yang berkembang bahwa sekolah dengan predikat A, adalah sekolah yang layak sehingga tidak sedikit dari orangtua yang memasukkan anak-anaknya pada sekolah dengan grade terbaik karena terpercaya dan lebih baik.

Selain itu opini yang berkembang tentang suatu sekolah dan menjadi kesadaran umum ditengah-tengah masyarakat misal mengenai kualitas guru yang ada di sekolah tersebut, jika tenaga pendidik dan kependidikannya dianggap bagus dalam mendidik, kompetensinya baik dan personalitynya hebat maka kecenderungan opini yang muncul tentang sekolah itu adalah positif.

Tapi jika sekolah itu memiliki opini yang negatif misal kualitas tenaga pendidik dan kependidikannya kurang bagus, apakah dari segi kompetensi maupun kepribadiannya bermasalah maka kecenderungan orangtua akan berpikir untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah tersebut.

Misal berkembang opini bahwa di suatu sekolah tenaga pendidik dan kependidikannya kurang ramah dalam melayani anak didik dan orang tua, kurang responsif terhadap persoalan yang dihadapi peserta didik, sering memberikan hukuman yang tidak layak, tidak pandai mengendalikan emosi, metode dan kualitas pembelajaran hambar dan tidak menarik,dll, sehingga sekolah itu kehilangan peminat atau berkurang dari sebelumnya.

Yang perlu dipahami dari mana sumber opini itu muncul, tentu saja dari narasi siswa dan stakeholder yang merasakan perlakuan itu. Karena itu penting bagi sekolah untuk muhasabah diri alias introspeksi supaya lebih peka terhadap persoalan yang muncul sehingga tidak saling menyalahkan jika peminat sekolah itu menurun drastis.

Daya pikat selanjutnya dari sekolah adalah berkembangnya narasi tentang kegiatan ekstrakurikuler akademik maupun non akademik yang gelarnya itu menggema melalui kejuaraan dalam perlombaan.

Karena dukungan prestasi akademik dan non akademik inilah popularitas sekolah terangkat yang menumbuhkan minat orangtua menyekolahkan anak-anaknya.

Maka peluang ikut perlombaan itu harusnya mendapat dukungan penuh dari sekolah karena sekolah akan menjadi opini dan narasi yang mempengaruhi reaksi publik bahwa sekolah itu bergengsi dan layak, boleh jadi akhirnya sekolah itu memiliki peminat yang banyak karena ada kebutuhan atau keinginan dari orang tua untuk menjadikan anak-anaknya berprestasi melalui sekolah tersebut, Karena orang tua percaya sekolah itu akan mampu membuat anaknya bersinar.

Kampanye sekolah lewat jejaring sosial dapat menjadi mata rantai penyebaran opini tentang sekolah, kegiatan yang massif ini dapat terselenggara jika sekolah memiliki tim kreatif yang memiliki tugas sebagai buzzer sukarelawan alias influencer yang membantu untuk mengeksiskan sekolah di kancah dunia maya sehingga nantinya sekolah dapat memiliki peminat.

Apalagi jika tim kreatifnya mampu menghadirkan konten-konten yang positif dari kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah itu, tentu itu akan menarik banyak orang untuk bersekolah ditempat tersebut.

Apalagi kita pahami bahwa sekarang masanya borderless world dunia tanpa batas, semua konten dapat terlihat oleh siapapun dan mengglobal, bisa jadi info dari satu orang menyebar sama yang lain, potensinya berapa ratus yang akan melihat dan berapa puluh yang akan like dan share, sehingga dapat dipahami dari kampanye di medsos itulah sekolah itu dapat diketahui oleh banyak orang, tentu opini yang dihadirkan haruslah positif dengan tidak menjatuhkan sekolah manapun.

Apa Yang Harus Dimiliki Sekolah?

Oleh sebab itu jika sekolah itu mau berhasil dari aspek mendidik generasi dan menghadirkan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat secara umum dan peserta didik khususnya maka harus ada keinginan kuat dari orang-orang yang terlibat di dalam institusi itu untuk membenahi mulai dari level atasnya hingga level bawahnya tentu yang dimaksud adalah siapapun yang menginginkan pendidikan dan ilmu itu berharga dan menjadi kekuatan yang dapat mengubah dunia.

Yang menjadi dilemanya jika pendidikan itu hanya sekadar batu loncatan untuk memperoleh ijazah tapi tidak dijadikan sebagai kekuatan untuk memperoleh ilmu yang baik padahal pentingnya pendidikan itu bukan dari segi persepsi atau narasi.

Tapi bagaimana ilmu yang diperoleh dari pendidikan di sekolah dapat menyinari dunia dan menjadi penggerak perubahan menjadi lebih indah dengan pesona lahirnya intelektual sejati yang mengubah dunia menjadi lebih maju. Wallahu alam bishshawab(***)

Mariana, S.Sos
( Guru Swasta dari Pomalaa, Kolaka Sulawesi Tenggara )

Komentar