Bappeda Sultra Gelar Rakor Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah di Baubau

 

Bappeda Sultra Gelar Rakor Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah di Baubau
Foto bersama usai melaksanakan Rakor pengembangan ekonomi lokal daerah di Kota Baubau, Kamis (20/10/2022)

TEGAS.CO, BAUBAU – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat koordinasi (rakor) pengembangan ekonomi lokal daerah di Kota Baubau, Kamis (20/10/2022).

Iklan Pemkot Baubau

Kepala Bappeda Sultra melalui Sekretaris, Wa Ode Muslihatun, S.E., M.A mengatakan, pengembangan ekonomi lokal adalah upaya untuk mengoptimalkan sumber daya lokal dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan lokal, baik pemerintah, swasta, organisasi non pemerintah dan sektor publik.

“Dengan tujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan menciptakan aktivitas perekonomian yang berkelanjutan, serta mampu menggali potensi ekonomi lokal yang produktif dan berdaya saing,” katanya.

Pada era disentralisasi saat ini, lanjutnya, tuntutan terhadap daerah agar menyelenggarakan pembangunan secara cepat dan tepat untuk mendorong perekonomian agar lebih maju.

Berikutnya, isu kritis yaitu krisis ekonomi dan ekonomi daerah telah membuka peluang bagi daerah untuk menggunakan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL).

“Sebagai salah satu instrumen pembangunan, karena pengembangan ekonomi lokal menyediakan pendekatan dan berbagai strategi bagi daerah untuk meningkatkan daya saing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam menciptakan lapangan pekerjaan, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Bappeda Sultra Gelar Rakor Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah di Baubau
Suasana rakor pengembangan ekonomi lokal daerah

Kebijakan pengembangan ekonomi, sambung dia, dirumuskan untuk mencapai tujuan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat dalam bingkai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024, khususnya pembangunan ekonomi daerah salah satunya kebijakan yang dirumuskan pada bidang pengembangan ekonomi lokal daerah.

Wa Ode Muslihatun menjelaskan, pembangunan ekonomi Sulawesi Tenggara tahun 2022 telah mengalami pertumbuhan mencapai 6,09 % (Triwulan II) dibandingkan dengan triwulan II tahun 2021 hanya mencapai 4,18%.

“Kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dominan terhadap PDRB Sulawesi Tenggara yang mencapai 24,18%, dimana sektor tersebut sangat penting sebagai daya ungkit dari perekonomian setiap kabupaten/kota,” jelasnya.

Wa Ode Muslihatun menerangkan, untuk pengembangan ekonomi perlu dikembangkan potensi lokal. Baik dari sektor pertanian, perikanan, industri atau pariwisata yang dimulai dari desa (Desa Wisata).

Lebih jauh Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara saat ini memberi dampak positif bagi tingkat pengangguran terbuka, dengan mencapai 3,86% tahun 2022. Bila dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 3,92%, juga tingkat kemiskinan menurun mencapai 11,17% tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai 11,69%.

Demikian pula tingkat ketimpangan, yang ditandai dengan nilai giniratio sebesar 0,387% dan indeks pembangunan manusia sebesar 71,45%.

Berdasarkan hal tersebut diatas, Ia berharap, dengan adanya pengembangan ekonomi lokal daerah dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran serta kemiskinan, sehingga dapat memberikan kontribusi besar dalam peningkatan ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggara.

Bappeda Sultra Gelar Rakor Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah di Baubau
Rakor pengembangan ekonomi lokal daerah

Olehnya itu, tambah dia, melalui rapat koordinasi ini diharapkan masukan Pemerintah Kabupaten dan Kota. Hal ini dalam rangka pengembangan ekonomi lokal sebagai tindak lanjut untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Sementara itu Ketua panitia pelaksana kegiatan, yang juga Kepala Bidang Ekonomi dan SDA Bappeda Sultra, Dr. H. Eka Paksi M,Si mengatakan, bahwa Rakorda ini untuk mencari satu hasil diskusi bersama OPD terkait khususnya Dinas Koperasi dan UMKM, PTSP kemudian Dinas Pertanian dan stakeholder yang memiliki peran dalam komoditas unggulan setiap daerah.

Karena, kata Eka, setiap daerah memiliki komoditas unggulan yang berbeda, seperti Muna, Muna Barat dan Butur itu punya komoditas Jagung dan Ubi kayu, sementara untuk kendala dalam segi pemasaran.

“Sehingga mereka direkomendasikan untuk dibuatkan pabrik. Sementara untuk mendapatkan bantuan APBD dari pemerintah harus memiliki Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL),” katanya.

Bappeda Sultra Gelar Rakor Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah di Baubau
Foto bersama peserta rapat koordinasi

Hasil Rakor ini, akan dimasukan dalam rencana pembangunan selama tiga tahun kedepan untuk menjadi acuan sebagai rencana pembangunan daerah (RPD).

“Kami berharap setiap daerah memiliki 10 produk unggulan yang dimasukan dalam RPJMD Renstra dan Renja,” tandasnya.

Sehingga nanti, lanjutnya, setelah 10 komoditas unggulan ini diakomodir dampaknya akan menjadi multi player efek pada kelompok pariwisata dan UMKM serta kuliner, sehingga dapat berkembang di masyarakat kelompok kecil dan menengah yang ada di Sulawesi Tenggara.

Video

Kegiatan ini diikuti oleh OPD lingkup Pemprov Sultra, dengan menghadirkan Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan Drs. Muhamamad Djudul M.Si sebagai pemateri komoditas unggulan lokal Kabupaten/Kota di Sultra, dan Dr. Rosmani Said, M.Si Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu Pengembangan Kurikulum Bimbingan Karir (LP3MLK) tentang strategi pengembangan ekonomi lokal daerah berbasis komoditas.

Serta diikuti secara daring oleh Nslic Nselred, Waode Diah Faradila sebagai best praktis pengalaman pendampingan ekonomi lokal di Sultra.

Penulis : JSR
Publisher : MAHIDIN

Komentar