TEGAS.CO,. MUNA – Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara, Bahri sambut positif kegiatan musyawarah cabang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Muna.
Hal itu disampaikan langsung saat memberikan sambutan pada Muscab VI dan Symposium IDI Cabang Muna, di aula Hotel Ness In Raha, Minggu (6/11/2022).
Bahri menyampaikan bahwa Muna dan Muna Barat merupakan satu kesatuan kewilayahan yang tak terpisahkan. Sehingga melalui IDI Muna yang mewadahi profesi dokter di dua Kabupaten sangat diharapkan mampu memainkan peran strategis.
Apalagi dengan Mubar yang terdiri atas wilayah darat dan laut perlu didukung dengan tenaga dokter yang mumpuni.
“Kesehatan menjadi pelayanan dasar yang wajib, sehingga dengan adanya wadah profesi IDI diharapkan mampu mewujudkan itu,” kata Bahri.
Lanjutnya, saat ini Pemkab Mubar mempunya komitmen guna memastikan mandatori kesehatan dan menyediakan standar pelayanan minimal kesehatan berjalan dengan baik.
Anggaran kesehatan 10% pemkab Mubar menjadikan skala prioritas guna mewujudkan masyarakat Mubar yang sehat dan sejahtera.
Lulusan IPDN 07 itu juga telah memperjuangkan keterbukaan pelayanan kesehatan di Mubar. Sehingga atas upayanya itu mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat sebagai satu-satunya kabupaten di indonesia yang akses pelayanan kesehatannya terbuka untuk umum dan gratis 100%.
Selain itu profesi dokter juga akan diapresiasi dengan penempatan Kepala Puskesmas dari unsur dokter.
“Selamat bermusyawarah dan pengurus yang diberi amanah nantinya dapat menjalankan roda organisasi dengan baik. Selain itu juga dapat mendorong wadah profesi sebagai pembentukan karakter dan mewujudkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik,” terangnya.
Sementara itu, Ketua IDI Sultra, dr. Laode Rabiul Awal menekankan IDI Muna sebagai wadah profesi yang mampu memberikan kontribusi dan mewujudkan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh masyarakat.
“Kita berharap pengurus yang diberi amanah nantinya dapat bekerja secara maksimal. Menjalankan roda organisasi dengan ikhlas dan tulus,” ujarnya.
Komentar