Dinamika Dibalik Megahnya Piala Dunia Qatar 2022

Muhammad Athaya Afnanda – 20323216 – Hubungan Internasional

TEGAS.CO,. NUSANTARA – Piala Dunia merupakan sebuah perhelatan akbar dalam dunia sepakbola yang kehadirannya selalu ditunggu-tunggu oleh banyak sekali kalangan masyarakat baik itu orangtua maupun anakanak.

Selain karena euforianya yang hanya dapat dirasakan 4 tahun sekali saja, Piala Dunia juga kerap menjadi ajang bagi para pesepakbola-pesepakbola terbaik dunia untuk saling menunjukkan siapa yang akan menjadi pemenang dan siapa yang akan menjadi pemain terbaik di dunia. Oleh karena itu Piala Dunia akan selalu memiliki tempat di hati masyarakat dimanapun ajang tersebut diperhelatkan.

Iklan ARS

Euforia ini juga terjadi selama perhelatan Piala Dunia 2022 yang dilaksanakan di Qatar baru-baru ini. Selain mengundang banyak sekali perhatian karena ini merupakan pertama kalinya perhelatan Piala Dunia dilangsungkan di negara Arab, Piala Dunia ini juga menyuguhkan banyak sekali aksi menarik dari para negara yang saling memperebutkan gelar sebagai yang terbaik di dunia. Bahkan beberapa kalangan pecinta sepakbola mengatakan bahwa perhelatan Piala Dunia

Qatar 2022 ini sebagai salah satu Piala Dunia terbaik dan terseru yang pernah ada. Padahal sebelumnya banyak yang meragukan kecakapan dari Qatar dalam menjadi tuan rumah Piala Dunia. Apalagi iklim dari negara-negara di kawasan Timur Tengah sendiri yang terkesan gersang dan sangat panas semakin memperkuat spekulasi masyarakat bahwa Piala Dunia tersebut tidak akan sesukses edisi-edisi sebelumnya. Namun ternyata semua keraguan itu dijawab dengan kontan oleh pemerintah Qatar yang bahkan rela menggelontorkan dana hampir RP3.400

Triliun hanya untuk menyukseskan perhelatan sepakbola terbesar yang hanya dilaksanakan 4 tahun sekali ini.
Dibalik dari cerita-cerita kesuksesan dan kemegahan selama dihelatnya Piala Dunia 2022 di Qatar, ada berbagai isu-isu yang cukup mencengangkan. Seperti adanya isu suap yang dilakukan oleh Pemerintah Qatar untuk dapat menjadi tuan rumah Piala Dunia, isu pelanggaran HAM

Terhadap para pekerja, serta adanya isu bahwa Piala Dunia kali ini dijadikan alat diplomasi bagi Pemerintah Qatar untuk semakin memperkenalkan negaranya di mata dunia internasional. Menjadi tuan rumah pada perhelatan event sebesar Piala Dunia tentu sangatlah sulit, mengingat banyak sekali persyaratan yang diperlukan agar dapat menjadi tuan rumah.

Terkadang bahkan negara-negara yang berminat saling berlomba untuk melobi FIFA untuk mendapatkan status tersebut dan hanya yang memiliki pengaruh lobi terbesarlah yang akan terpilih. Selain harus memiliki hubungan yang erat dengan FIFA, suatu negara yang ingin menjadi tuan rumah juga memerlukan aspek-aspek memadai lainnya seperti kondisi infrastruktur dan masyarakat yang terorganisir.

Namun selama berjalannya Piala Dunia Qatar 2022 aspek-aspek tersebut banyak yang tidak terpenuhi dan pada akhirnya menjadi kontroversi, berikut rangkuman 3 hal kontroversial yang paling disorot selama Piala Dunia Qatar 2022.

Isu Suap Yang Dilakukan Pemerintah Qatar Untuk Menjadi Tuan Rumah. Seperti yang dikutip dari The Guardian dalam pemilihan Qatar sebagai tuan rumah dari Piala Dunia 2022 ada dugaan kasus suap yang dilakukan oleh pemerintah Qatar terhadap beberapa oknum pejabat FIFA.

Bahkan, mantan Presiden FIFA Sepp Blatter pernah mengakui bahwa pemilihan Qatar dalam menjadi tuan rumah Piala Dunia merupakan sebuah kesalahan besar baginya. Karena pada dasarnya yang di jagokan untuk menjadi tuan rumah pada Piala Dunia 2022 adalah Amerika Serikat, namun ajaibnya Qatar yang pada awalnya tidak diperhitungkan sama sekali dapat melenggang dengan sangat mudah kala itu.

The Guardian juga pernah merilis sebuah laporan bahwa merebaknya kasus suap yang terjadi pada Piala Dunia Qatar 2022 tidak lepas dari keterlibatan Wakil Presiden FIFA itu sendiri yaitu Jack Warner. Dimana Jack Warner diduga mendapatkan suap dari mantan Presiden AFC kala itu yaitu Mohammed bin Hammam.

Tidak berhenti disitu, setelah ditelusuri ternyata kasus suap bukan saja hanya mengarah ke Wakil Presiden FIFA namun juga mengarah langsung ke hampir 30 pemimpin federasi sepakbola yang ada di Afrika.

Dugaan Pelanggaran HAM Terhadap Para Pekerja. Dalam hal ini Qatar memang banyak sekali di soroti oleh dunia internasional karena dianggap tidak terlalu memerhatikan keselamatan para pekerja disana yang mayoritas merupakan imigran.

Menurut KOMPAS.com sekitar 6.500 pekerja migran dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka meninggal di Qatar selama proses pembangunan berbagai stadion yang digunakan hari ini sebagai venue dari pertandingan- pertandingan. Angka kematian itupun diprediksikan akan terus bertambah mengingat masih banyaknya pembangunan yang belum selesai.

Tingginya angka kematian ini banyak disoroti para bintang pesepakbola dunia, karena menilai adanya pembangunan ini sangat tidak manusiawi bagi para pekerja. Argumen tersebut muncul setelah adanya sebuah kabar bahwa para pekerja disana tidak memiliki waktu istirahat yang cukup karena selalu dikejar dengan deadline waktu perampungan.

Tentu adanya hal tersebut diluar dari batas kemampuan para pekerja. Mengingat proyek yang mereka kerjakan bukan hanya pembangunan stadion saja namun juga turut andil dalam proyek bandara baru, jalan raya, dan sistem transportasi umum yang semakin menambah kontroversi dari kasus ini.

Isu Piala Dunia Sebagai Alat Politik Qatar
Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang adanya suatu perhelatan olahraga dijadikan sebagai ajang untuk para pemimpin internasional saling bertemu dan memulai dialog dalam sebuah agenda yang tidak resmi.

Hal ini dinilai terkadang lebih efektif karena dapat membicarakan berbagai hal tanpa perlu takut adanya penolakan dari forum nasional maupun internasional karena adanya perbedaan pendapat dengan pihak eksternal. Seperti banyak negara yang telah menerapkan hal ini, Qatar juga dipercaya menggunakan strategi ini untuk memenuhi kepentingan nasional dari negaranya itu sendiri.

Hal ini tentu menimbulkan kontroversi dikalangan masyarakat internasional, karena memunculkan suatu anggapan bahwa Qatar berambisi mengadakan Piala Dunia untuk memuluskan kepentingannya. Apalagi Qatar memiliki suatu megaproyek untuk memajukan negaranya yaitu Qatar Nasional Vision 2030 yang berambisi mengubah Qatar menjadi masyarakat maju yang mampu mencapai pembangunan berkelanjutan sama seperti visi negara tetangganya yaitu Arab Saudi.

Sebenarnya hal tersebut baik untuk Qatar karena dapat menanggulangi krisis demografi yang terjadi, namun jika menggunakan Piala Dunia sebagai alasan untuk hal tersebut apalagi sampai melakukan suap tentu itu bukan hal yang etis untuk dilakukan.

Meskipun terlihat sangat megah dan dapat membius banyak sekali peminat bola di hampir seluruh dunia. Namun ternyata banyak sekali fakta yang disembunyikan dari gelaran Piala Dunia Qatar tahun 2022, baik itu dari faktor internal maupun eksternal yang telah dilakukan oleh pemerintah Qatar. Dapat diketahui juga bahwa ternyata dalam proses kerja sama internasional Qatar dalam mencoba menjadi tuan rumah Piala Dunia masih tidak efektif, karena masih banyak prosesnya yang terkesan digampangkan (suap) serta banyaknya penyelewengan hak lainnya.

Dimana hal tersebut tidak sesuai norma masyarakat, apalagi image Qatar sebagai salah satu negara muslim yang tidak menggambarkan nilai-nilai Islam itu sendiri dalam proses pengambilan keputusannya dalam membangun kerja sama internasional.

Penulis: Muhammad Athaya Afnanda – 20323216 – Hubungan Internasional

Komentar