TEGAS.CO,. SULAWESI TENGGARA – Seorang pemuda bernama Fajar Pajrin yang bekerja sebagai sopir di salah satu perusahaan di Pomalaa, ditemukan nyaris tewas di Kota Kendari yang diduga akibat di keroyok Orang Tidak Dikenal (OTK)
Korban yang berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel) itu ditemukan masyarakat di pertigaan jalan Kelurahan Abeli Dalam, Kecamatan Puuwatu dalam keadaan tergeletak di aspal tanpa busana dan badan yang memar serta bengkak akibat bekas pukulan.
Salah satu anggota kepolisian bernama Aipda Sapril yang sempat melintas di lokasi tersebut langsung sigap melarikan korban ke Rumah Sakit (RS) Bahteramas untuk mendapat pertolongan
Haris K salah satu keluarga korban yang ditemui di RS Bahteramas mengatakan bahwa korban sudah kurang lebih 2 (dua) minggu menjadi supir di perusahaan yang ada di Pomalaa.
Haris menjelaskan, sebelum kejadian dirinya sempat berkomunikasi dengan korban untuk menanyakan keberadaan dan kabar korban.
“Katanya dia (korban) berada di mobil, namun dia tidak tahu dengan siapa. Saya juga pernah mendapat kiriman foto kalau korban lari mengamankan diri ke Polsek di Konut karena dipukul oleh OTK,” katanya Haris menjelaskan.
Lebih lanjut Haris menyampaikan, setelah merasa diri aman, korban kemudian melanjutkan perjalannya karena mendapat tawaran pekerjaan di salah satu perusahaan di Konut.
“Karena setau saya korban adalah tulang punggung keluarganya, setelah itu saya putus komunikasi, karena handphone korban sudah tidak aktif lagi, dan nanti saat ini saya lihat lagi korban sudah di rumah sakit akibat diduga di keroyok hingga badanya bengkak-bengkak dan memar,” lanjut Haris menjelaskan.
Haris mewakili keluarga korban, mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Aipda Sapril yang telah menyelamatkan korban dengan melarikannya ke runah sakit.
“Padahal saat bapak Sapril tidak sedang bertugas, hanya kebetulan lewat di tempat kejadian korban di temukan, mungkin jika masyarakat dan bapak Aipda Sapril tidak segera melarikannya ke rumah sakit saya sudah tidak tau apakah korban masih hidup atau tidak,” ucap Haris.
Sementara itu, di tempat yang sama Aipda Sapril personil Polsek Waworete mengatakan bahwa saat dirinya melintas, dia melihat ada kerumunan warga.
“Saat itu saya melihat ada kerumunan warga yang sedang mengambil gambar korban, namun tidak ada yang berani menyentuhnya karena mereka pikir korban sudah tewas. Namun saat saya mendekat, saya melihat tangan korban sempat goyang,” kata Sapril.
Tanpa berpikir panjang dan sebagai bentuk kemanusiaan, Sapril kemudian menghentikan salah satu pick up yang sedang melintas untuk membawa korban ke rumah sakit, dengan dibantu warga setempat.
“Saya bingung karena tidak ada satupun identitas di tubuh korban, maka saat di rumah sakit, saya menjaminkan diri sebagai keluarga korban, yang penting bisa terselamatkan,” bebernya.
Sapril berharap kasus tersebut cepat ditangani, dan pelakunya segera ditemukan oleh pihak yang berwajib.
“Alhamdulillah berkat bantuan masyarakat dan teman-teman media, kita bisa menghubungi keluarga korban di Sulsel,” ujar Sapril.
Komentar