TEGAS.CO., KONAWE – Sorgum adalah salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial dikembangkan di Indonesia, sorgum dapat digunakan sebagai pangan, pakan dan bioenergi (bioetanol) serta mampu bertahan di lahan yang membutuhkan air relatif sedikit.
Tanaman Sorgum perdana di kembangkan di Kebun Produksi BBI Wawotobi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), di tinjau langsung oleh Dirjend Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI bersama Direktur PPHTP Kementerian Pertanian RI, Selasa (21/2/2023).
Turut hadir, Dr. Suwandi Dirjend Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Ir. Batara Siagian, Direktur PPHTP Kementerian Pertanian RI, Dr. LM Rusdin Jaya, Kadistannak Prov Sultra, serta rombongan dari pusat dan provinsi.
Dr. Suwandi Dirjend Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI menerangkan, kurang lebih seluas dua hektare kebun milik Balai Benih Induk (BBI) Wawotobi yang sudah siap panen.
“Tanaman sorgum ini sangat potensi yang sangat luar biasa untuk dikembangkan di Wilayah Sulawesi Tenggara, bahkan seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Dirinya juga menuturkan sorgum merupakan jenis pangan lokal dimana kandungan manfaat dan gizi sangat luar biasa tidak kalah dari produk-produk dari luar negeri.
Sesuai kebijakan Mentri Pertanian sorgum salah satu komoditas pangan lokal dalam rangka program yang ke Dua atau strategi ke 2 disertifikasi produksi dan konsumsi pangan lokal.
“Sekarang kita tidak hanya bergantung pada pangan pokok seperti beras tapi di banyak daerah banyak pangan pokok lainnya,” tuturnya.
Lanjut Suwandi, untuk harga jual dari sorgum ini masih di sekitaran harga Rp. 3000 – Rp. 5.000 dan masih berpotensi untuk naik, tanaman ini juga dapat tumbuh di segala kondisi lahan, mulai dari lahan tandus, kering dan basah bisa di tanami benih sorgum, serta menjadi solusi di beberapa daerah yang kondisinya seperti itu.
Sementara itu, Kepala BBI Wawotobi, Marwan Akbar Marzuki berharap agar tanaman sorgum ini menjadi tanaman idola baru di Sulawesi Tenggara, karena potensi untuk tanaman sorgum ini akan meningkat nantinya.
Tanaman ini juga menjadi alternatif pengganti gandum karena 80% kandungannya sama, sedangkan untuk harga pasaran sangat menjanjikan dan dari segi penanaman sangat mudah.
Komentar