TEGAS.CO., KENDARI – Industri nikel masih menjadi penyumbang investasi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Dan investor dari China mendominasi investasi di sektor pertambangan tersebut.
“Investor di Sulawesi Tenggara didominasi RRT (Republik Rakyat Tiongkok),” ujar Rasiun, Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Informasi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultra, Senin (22/5/2023).
Dia menontohkan investasi industri nikel VDNI dan OSS di Kabupaten Konawe, Sultra, ketika mereka membeli tanah satu hamparan yang bisa diharapkan untuk bisa menambah kapasitas investasi dalam satu bulan dengan pembelian mesin dan pembangunan gedung.
“Kalau kemarin OSS itu bisa menyumbang sampai 5 triliun (dalam) satu kali, jadi bisa terpenuhi target yang 2021,” ujarnya.
Pada intinya katanya bahwa Provinsi Sultra berharap kehadiran investor proyek-proyek besar seperti VDNI dan OSS tidak hanya di Konawe tetapi juga di Kabupaten/Kota.
Mudah-mudahan dengan investasi di sektor industri besar di Sultra bisa mencapai 21,73 triliun sebagaimana ditargetkan tahun 2022 oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pusat.
“Karena BKPM melihat bahwa target 2022 untuk Sulawesi Tenggara terlalu besar dari 34 triliun diturunkan menjadi 21,73 triliun. Namun kami berharap di triwulan dua kami akan jaga,” katanya.
REDAKSI
Komentar