Mabulugo Cup II, Hadiahkan Trophy Aspal Yang Siap Menghitamkan Indonesia

Trophy turnamen.

TEGAS.CO,.SULTRA. Open turnamen Mabulugo Cup II di Desa Mabulugo Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menghadirkan hal unik.

Turnamen yang diadakan dalam rangka HUT Desa yang berlangsung dari tanggal 1-18 Juni 2023 menghadirkan Trophy dengan berbahan Aspal.

Kepala Desa Mabulugo, Nardin menyebut, trophy dengan berbahan aspal dijadikan sebagai hadiah turnamen guna memadukan promosi sumber daya lokal melalui olahraga.

“Ini trofi pertama di Indonesia maupun Dunia. Aspal Buton tidak hanya digunakan sebagai bahan kontruksi jalan tapi untuk kerajinan lain agar membakitkan UMKM baru di Buton,” ujarnya, minggu (18/6/2023).

Pemerhati Lingkungan di Sultra, Laode Abdul Anas ST mengapresiasi penggunaan aspal sebagai trophy. Selain untuk mengembangkan potensi sumber saya lokal juga menjadi ajang promosi dan menarik perhatian dunia. Tentu saja, ia menekankan penggunaan dan promosi sumber daya lokal dalam hal ini aspal dengan tetap memperhatikan ekosistem dan lingkungan.

“Pemerintah harus lebih kreatif lagi untuk promosikan potensi aspal Buton ini agar lebih mendunia. Momen Macth Day indonesia Vs argentina, harusnya trophy seperti ini bisa di berikan ke argentina atas kunjungannya ke indonesia,” ungkapnya.

Sementara itu, Geologist di Sultra, Sabihis Pemuda ST menerangkan, Aspal adalah suatu cairan yang sangat kental berwarna coklat hingga hitam yang hampir seluruhnya terdiri dari unsur karbon dan hidrogen. Aspal alam terbentuk dalam batuan pembawa minyak terjadi sebagai hasil perubahan minyak bumi.

Pulau Buton merupakan salah satu daerah sedikit di dunia yang mempunyai kandungan aspal alam. Batuan reservoir dari larutan aspal Buton meliputi satuan batuan Formasi Sampolakosa dan Formasi Tondo.

Tiadanya batuan penutup (cap rock) memungkinkan gas dan minyak bumi menguap dan menyisakan larutan berat aspal yang terperangkap dalam batuan reservoir

“Bila di analogikan pembentukan aspal Buton seperti ibu-ibu buat minyak dari santan kelapa. Jadi, pada waktu ibu-ibu memanaskan santan kelapa, lama kelamaan santan itu akan berubah menjadi minyak karena zat airnya menguap akibat pemanasan. Nah, minyak yang tersisa ini di dasarnya masih mengandung kotoran atau bahasa lainnya tai Minyak. Setelah di Tris minyak tersebut, maka yang tersisa adalah Tahi minyaknya,” ujarnya.

“Nah, Aspal sama, karena tidak adanya lapisan batuan yang menjadi penutup cebakan minyak bumi, Minyak bumi tersebut akan menguap sehingga pada aspal itu akan bersih dengan senyawa minyak dan yang tertinggal adalah senyawa carbon,” sambunya.

Lanjutnya, trophy Mabulugo Cup II pada bagian atasnya terdapat giok aspal yang di ambil dari daerah Lambusango Buton Sultra.

Aspal yang berasal dari daerah Lambusango berasosiasi dengan batu gamping pada daerah tersebut yang menandakan kalau batu gamping atau limeston tersebut merupakan batuan dari Formasi Sampulakosa.

“Adapun potensi aspal yang dimiliki saat ini sekitar 663 juta ton dan setelah dimurnikan bisa menghasilkan sekitar 150 juta ton. Cadangan aspal tersebut, menurut Gobel, untuk berswasembada hingga 125 tahun seperti yang perna di ungkapkan sama wakil ketua DPR RI Pak Rachmat Gobel,” tutup Bihis yang juga sebagai Direktur CV SPM.

Komentar