Jaga Stabilitas Harga Pangan, Disperindag Intens Sidak Pasar

Kepala Disperindag Sultra Hj. Siti Saleha didampingi jajarannya saat melakukan Sidak harga pangan di pasaran

TEGAS.CO,. KENDARI – Harga bahan pangan di Sultra fluktuatif. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra intens melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di pasar dan distributor guna menjaga stabilitas harga bahan pokok. Aplagi Sultra menjadi provinsi yang masuk dalam 10 besar dengan inflasi tertinggi secara nasional.

Karena sidak yang masif dilaksanakan, sejumlah komoditas bahan pokok di pasar tradisional Kota Kendari, Provinsi Sultra mengalami tetap stabil, meski harga beras yang meningkat. Kepala Disperindag Sultra, Sitti Saleha mengatakan pihaknya sudah memantau semua komoditas pangan yang dijual di pasaran bersama Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan, Dinas Koperasi dan UMKM, Biro Administrasi Perekonomian Sultra dan instansi terkait lainnya.

Iklan Pemkot Baubau

“Harga komoditas pangan cukup stabil bahkan ada yang turun harganya. Kemudian harga yang bergejolak sekarang beras yakni beras medium yang tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Sehingga kami akan berkoordinasi dengan Bulog supaya dalam penjualannya mengacu pada HET bagi pengencer,” katanya usai melakukan sidak.

Dikatakannya, para pengecer mendapatkan pasokan bukan langsung dari Bulog tetapi pasokan melalui perantara sehingga harganya mengalami kenaikan. Ia berharap semua pihak memantau stok dan harga pangan agar bisa dicarikan solusi menstabilkan harga.

“Harapan dari pemerintah provinsi bagaimana untuk mengendalikan inflasi dan inflasi itu lebih rendah dari inflasi nasional,” ujarnya.

Dijelaskannya, harga beras medium saat ini Rp10.900 rupiah perkilogram dari sebelumnya sebesar Rp9.450 perkilogram.

“Di pasar terbatas stoknya, karena tidak mendapat distribusi pasokan dari Bulog langsung tetapi melalui perantara,” jelasnya.

Sementara itu untuk harga kebutuhan pokok lainya yang mengalami penurunan harga yakni Tomat dari Rp 13 ribu menjadi Rp 7 ribu per kilogram, cabai keriting dan cabai rawit Rp 30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 35 ribu per kilogram,cabai rawit dari Sulawesi Selatan hanya berkisar Rp20 ribu perkilo dari sebelumny Rp25 ribu.

Bawang merah Rp35 ribu per kg dari sebelumnya berada diangka Rp40 ribu per kilo. Sedangkan bawang putih masih stabil dengan harga normal Rp40 ribu per kilo. Telur ukuran kecil Rp50 ribu per rak dari sebelumnya Rp 53 ribu, telur berukuran sedang Rp55 ribu per rak dari sebelumnya Rp58 ribu per rak, dan telur besar Rp60 ribu per rak dari sebelumnya berkisar Rp63 ribu per rak.

“Serta harga daging sapi dan daging ayam juga masih stabil, dengan masing-masing harga Rp140 ribu per kg dan Rp64 ribu per ekor ayam,”jelasnya.

Dalam mengendalikan inflasi, Pemprov Sultra secara terus-menerus akan melakukan koordinasi dengan TPID, instansi vertikal, karantina perikanan dan karantina pertanian. Pemantauan harga dan ketersediaan stok pangan ini akan dilakukan secara berkelanjutan.

“Pemantauan harga ini kota lakukan secara rutin dalam rangka menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok. Kita berharap harga beras yang kini mengalami lonjakan dapat segera teratasi mengingat stok beras kita masih cukup melimpah,”pungkasnya

Publisher: Redaksi

Komentar