Cegah Harga Beras Lampaui HET, Disperindag Sultra akan Sidak Pasar

Disperindag Sultra
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Hj. Sitti Saleha.

TEGAS.CO., KENDARI – Harga beras di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami kenaikan diduga akibat petani gagal panen karena mengalami kekeringan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mencatat per tanggal 5 November 2023, harga beras jenis medium mencapai Rp 12.800/kg atau naik Rp 1.900 dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900/kg.

Kepala Disperindag Sultra, Hj. Sitti Saleha mengungkapkan, penyebab naiknya harga bersa di pasaran karena musim kemarau berkepanjangan sebagai dampak dari fenomena Elnino.

Iklan Pemkot Baubau

Sitti Saleha membenarkan bila kemarau berkepanjangan tahun ini mempengaruhi produksi beras petani. Kondisi tersebut juga diperparah ulah spekulan yang memanfaatkan isu elnino sehingga harga beras mengalami kenaikan.

Katanya, perubahan iklim saat ini atau yang dikenal elnino menyebabkan harga beras mengalami fluktuasi. Di sisi lain kenaikan beras saat ini karena juga dimanfaatkan oleh pedagang yang memanfaatkan isu (elnino) ini.

Sebagai bentuk antisipasi, pihaknya dibantu Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan dalam waktu dekat ini akan menggelar sidak pasar. Ia memastikan, pedagang yang ditemukan menaikan harga melebihi HET akan diberikan sanksi oleh Satgas Pangan.

“Kalau menaikan harga secara sepihak bisa dikenakan hukum pidana. Tapi kami berusaha mengedukasi masyarakat agar menjual beras dengan harga yang sewajarnya atau sesuai HET,” kata Sitti Saleha.

Pj Gubernur Sultra
Pj Gubernur Sultra Komjen Pol (Purn) Andap Budhi Revianto memantau bahan pokok yang dipasarkan dalam Gerakan Pangan Murah di dua titik di Kendari. Foto: Istimewa

Pihaknya juga menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai langkah awal mereduksi kenaikan harga beras saat ini. GPM dilaksanakan bekerjasama dengan Bulog untuk menyediakan beras dengan harga terjangkau.

“GPM selama empat hari mulai 5 – 8 Oktober 2023. Lokasinya didua titik yakni dihalaman Kantor Dinas PTSP Sultra dan Lapangan Benu-benua,” ungkap Sitti Saleha.

Meski harganya naik lanjut Sitti Saleha, ketersediaan beras di Sultra saat ini masih mencukupi. Berdasarkan informasi yang diterimanya dari Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang), stok beras di Sultra tercatat sebanyak 3.005 ton.

“Dari sisi ketersediaan, stok beras produksi lokal persediaan kita mencukupi sampai dengan Desember 2023. Itu belum termasuk ketersediaan stok dari bantuan cadang pangan pemerintah (CPP) dan ketersediaan stok (beras) di Gudang Bulog,” ungkap Sitti Saleha.

Sekedar informasi, selain beras jenis medium yang mengalami kenaikan harga, juga diikuti kenaikan beras premium. Beras premium di Sultra tercatat sebesar Rp 14.800/kg atau naik sebesar Rp 900 dari harga normal Rp 13.900/kg. (ris)

REDAKSI

 

Komentar