Tekan Angka Stunting di Sultra, Kepala Bappeda: Semoga Bisa Terus Menurun

Kepala Bappeda Sultra, J. Robert Maturbongs. dok: istimewa

TEGAS.CO,. SULAWESI TENGGARA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berupaya secara optimal untuk menekan angka stunting.

Hal terbukti dengan bergam program yang dilaksanakan oleh Pemprov Sultra dalam menekan angka stunting di Bumi Anoa.

Iklan Pemkot Baubau

Angka stunting saat ini di Sultra menunjukan trend positif dengan berada di posisi 5 (lima) untuk penyebaran stunsting terbesar pada 2021. Bahkan di 2022 kembali mengalami penurunan sampai di posisi ke 9 dengan angka 27,7 persen, yang sebelumnya mencapai hingga 30,2 persen.

“Kita berharap tahun ini angka stunting  bisa terus menurun sesuai dengan yang kita harapkan,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembanguna Daerah (Bappeda) Sultra, J. Robert Maturbongs beberapa waktu yang lalu.

Lebih lanjut disampaikannya bahwa penurunan tersebut bukanlah hal yang mustahil, namun dibutuhkan kerja keras dari semua pihak semua pihak untuk membantu menekan angka stunting di Sultra.

angka stunting di Indonesia konsisten menurun sejak 2013 yang berada pada 37,2%. Kemudian, kembali menurun pada tahun 2016, 2018, 2019, 2021 hingga saat ini di tahun 2022 berhasil menyentuh angka 21,6%. Ini merupakan penurunan terbaik atau yang terendah dalam sedekade terakhir.

Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada akhir 2024. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah harus mengupayakan penurunan angka stunting sebesar 3,8% setiap tahunnya.

Stunting di Provinsi Indonesia

Ada sejumlah provinsi yang berhasil menurunkan angka stunting hingga sekitar 5% pada periode 2021-2022, di antaranya:

  1. Sumatra Selatan turun dari 24,8% menjadi 18,6%
  2. Kalimantan Utara turun dari 27,5% menjadi 22,1%
  3. Kalimantan Selatan turun dari 30% menjadi 24,6%
  4. Riau turun dari 22,3% jadi 17%.

Ada pula dua provinsi yang berhasil menurunkan sekitar 3%  angka stunting pada pada periode 2021-2022, yaitu:

  1. Jawa Barat turun dari 24,5% menjadi 20,2%
  2. Jawa Timur turun dari 23,5% menjadi 19,2%

Sebagai informasi, Hasil SSGI ini untuk mengukur target stunting di Indonesia. Sebelumnya SSGI diukur 3 tahun sekali sampai 5 tahun sekali. Menkes mengatakan mulai 2021 SSGI dilakukan setiap tahun. Tahun 2022, menggunakan jumlah sampel sejumlah 334.848 bayi dan balita dan pengumpulan data di 486 Kabupaten/Kota pada 33 Provinsi di Indonesia.

Publisher: Redaksi

Komentar