TEGAS.CO,. SULAWESI TENGGARA – Arifin Adika Polopadang. S.Kom.,MM, Pria kelahiran Balo 10 Mei 1979 Kecamatan Kabaena Kabupaten Bombana, yang kini sedang menempuh pendidikan Strata Tiga (Doktoral) pada Program Doktor Manajemen Universitas Halu Oleo Kendari (UHO KDI).
Dari tampilan kesehariannya, Bang Kevin yang menjadi sapaan akrabnya adalah pribadi yang sederhana dan apa adanya. Pembawaannya tenang, ramah serta komunikatif.
Sebelum sampai di titik saat ini, Bang Kevin, merupakan alumni dari Kampus STMIK Catur Sakti Kendari, dan menyelesaikan pendidikan kesarjanaanya pada tahun 2008, serta tercatat sebagai Ketua BEM Pertama STMIK Catur Sakti Kendari pada tahun 2003.
Usai menyelesaikan pendidikan Strata satu (S1), dan melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Widyagama Malang tahun 2015, serta berhasil mendapatkan gelar Master Manejemen (MM) pada bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia.
Hingga pada tahun 2021 Bang Kevin dilantik sebagai Perwira polisi dan setahun setelahnya, tepatnya tahun 2022 melanjutkan pendidikan S3 pada program Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Halu Oleo Kendari.
Bang Kevin setidaknya telah melakukan pengabdian yang luar biasa, karena telah mengabdikan dirinya tidak saja pada bidang kepolisian, tetapi juga tercatat sebagai seorang yang haus akan pendidikan. Perwira polri yang satu ini, dikenal humble dan bersahabat dengan siapa saja.
Terlepas dari urusan pencapaiannya, Ayah dengan 2 anak ini yang terlahir dari keluarga yang sederhana, sejak umur 4 tahun telah ditinggal oleh sang ayah yang juga sebagai anggota polri, sehingga sejak kecil iyah diasuh oleh Ibu dan Neneknya, dari Pendidikan SD sampai SMA bersama nenek hingga pada akhirnya tahun 2003 memutuskan tinggal bersama kakak sambil bekerja dan melanjutkan studi pendidikanya.
Saat dikonfirmasi awak media, Minggu (3/3/2024), terkait keseriusannya dalam memberikan perhatian serius bagi perkembangan daerah tanah kelahirannya yaitu Kabupaten Bombana, berdasarkan dengan Disertai yang diajukanya yang berjudul “Kepemimpinan Lokal Suku Moronene: Menyelami Tradisi dan Dinamika Keseimbangan Budaya”. dengan lugas meyampaikan.
“Bombana dengan usia yang semakin tua seharusnya telah berakselerasi menjadi daerah maju dan mampu bersaing dengan daerah-daerah lain di Sulawesi Tenggara (Sultra). Kegelisahan atas daerah ini kemudian yang mengispirasi saya untuk mengajukan tema Disertasi yang berjudul “Kepemimpinan Lokal Suku Moronene: Menyelami Tradisi dan Dinamika Keseimbangan Budaya,” ucapnya.
Dalam rancangan disertasinya, Bang Kevin melihat beberapa fenomena penting dalam kepemimpinan suku moronene.
Pertama, Keseimbangan budaya dalam konteks kepemimpinan lokal menciptakan lingkungan, dimana pemimpin menghargai dan memahami keragaman budaya di komunitas mereka. Pemimpin lokal yang efektif berusaha untuk memelihara identitas budaya setempat sambil mempromosikan inklusivitas dan persatuan, dengan membangun keseimbangan ini, pemimpin dapat menciptakan masyarakat yang lebih kuat dan bersatu.
Kedua, Kekuatan keseimbangan budaya dalam konteks kepemimpinan lokal terletak pada kemampuan pemimpin untuk memanfaatkan keberagaman budaya sebagai sumber kekayaan dan kekuatan.
Ketiga, Pemimpin yang memahami dan menghargai berbagai aspek budaya dalam komunitasnya, dapat:
- Mengelola Konflik, Keseimbangan budaya membantu pemimpin mengelola konflik antar kelompok dengan membangun dialog yang saling menghormati,
- Peningkatan Inklusivitas: Pemimpin yang mempromosikan keseimbangan budaya menciptakan lingkungan inklusif, memungkinkan semua warga merasa diakui dan dihargai,
- Pembangunan Identitas Komunitas: Keseimbangan budaya dapat memperkuat identitas komunitas, meningkatkan rasa kebersamaan, dan mendukung pembangunan bersama,
- Kreativitas dan Inovasi: Keberagaman budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk kreativitas dan inovasi dalam mengatasi berbagai tantangan lokal.
Keempat, Model perencanaan pembangunan daerah yang berbasiskan kearifan lokal yang diharapkan adalah membangun indeks pembangunan daerah yang berbasiskan kearifan lokal yang diharapkan adalah membangun indeks pembangunan manusia (IPM) dengan program-program unggulan yang menitikberatkan pada tiga aspek dasar yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan.
“Olehnya itu, diharapkan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) wajib membuat rencana pembangunan daerah jangka panjang dalam masterplan yang baik sehingga program tersebut dapat didukung dengan regulasi yang tepat dan bersifat tetap, sehingga sekalipun nantinya diganti kepala daerah yang satu dengan yang lainnya dalam periode yang ditentukan namun program pembangunan daerah dapat dilaksanakan berdasarkan grand design dengan program-program unggulan,”
tuturnya.
Laporan : Arkam Asrulgazali
Editor : Dion Pramono
Komentar