Nobar Film Lafran Pane, Wa Ode Nurhayati: Penghormatan pada Sejarah HMI

Foto bersama usai pemutaran film biopik Lafran Pane di Cinepolis Lippo Plaza Buton, Selasa (2/7)

TEGAS.CO., BAUBAU – Ratusan kader HMI, Kahmi, Forhati dan Kohati terlihat antusias saat film biopik “Lafran Pane” diputar di Cinepolis Lippo Plaza Buton pada Selasa (2/7/2024) malam.

Film yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini mengangkat kisah hidup Lafran Pane, sang pendiri HMI, yang diperankan dengan penuh penghayatan oleh aktor Dimas Anggara.

Film ini mengisahkan perjuangan Lafran Pane dalam mendirikan HMI pada tahun 1947, sebuah organisasi yang bertujuan untuk menyediakan wadah bagi mahasiswa Islam agar bisa bergerak secara independen, tanpa terikat oleh afiliasi politik, serta memiliki kepedulian yang mendalam terhadap umat dan bangsa.

Dalam perjalanan hidupnya, Lafran menghadapi berbagai tantangan, terutama pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Keberanian dan keteguhan hati Lafran dalam melawan penjajah menjadikannya simbol perlawanan yang pantang menyerah.

Inspirasi besar bagi perjuangan Lafran datang dari kedua saudaranya, Sanusi Pane dan Armijn Pane, yang dikenal sebagai sastrawan terkemuka.

Pengaruh mereka sangat kuat dalam membentuk karakter dan idealisme Lafran sejak ia masih kecil. Nilai-nilai yang diajarkan oleh saudara-saudaranya terus membimbing Lafran dan kemudian mendirikan HMI di Yogyakarta.

Film “Lafran Pane” disutradarai oleh Faozan Rizal dan diproduksi oleh KAHMI serta Reborn Initiative. Film ini tidak hanya menggambarkan perjalanan hidup seorang pemuda idealis, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan moral yang mendalam. Kecintaan Lafran pada Indonesia yang besar menjadi salah satu nilai yang sangat ditekankan dalam film ini.

Koordinator Presidium Forum Alumni HMI-Wati (Forhati) Nasional, Wa Ode Nurhayati (WON) menyampaikan bahwa betapa pentingnya penayangan film “Lafran Pane” di berbagai tempat sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah HMI.

Dia juga mengungkapkan telah ikut dalam acara nonton bareng film ini untuk ke-10 kalinya bersama keluarga besar HMI.

“Dari Sorong hingga Sulawesi, perjalanan ini adalah seperti pulang kampung yang lebih heroik,” ujar Wa Ode dengan penuh semangat.

Menurutnya, film ini tidak hanya menjadi sebuah tontonan, tetapi juga pengingat akan pentingnya peran HMI dalam kehidupan mahasiswa, menginspirasi mereka untuk terus bergerak dan berjuang demi kemajuan bangsa.

“Selain mengingatkan diri sendiri terhadap HMI, kita bukan siapa-siapa tanpa HMI,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Ia juga mengingatkan pentingnya kontribusi anggota HMI kepada organisasinya.

“Jangan pernah tanya apa yang sudah kita dapat dari rumah besar ini, tapi apa yang sudah kita berikan untuk rumah besar ini” tuturnya

Laporan: JSR

Editor: Yusrif

56 / 100

Komentar