TEGAS.CO., BAUBAU – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau menggelar apel pasukan kesiapsiagaan terhadap bencana.
Apel yang digelar di halaman Kantor Wali Kota Baubau, Jumat (11/10/2024) itu dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Baubau, Rasman Manafi.
Dalam sambutannya, Rasman mengatakan bahwa bencana adalah hal yang tidak dapat dihindari. Seiring dengan perubahan iklim dan kegiatan manusia, frekuensi dan intensitas bencana semakin meningkat.
Kesiapsiagaan menghadapi bencana, jelasnya, merupakan langkah preventif dalam mengantisipasi penanggulangan bencana alam yang telah di atur dalam undang-undang.
Dirinya juga menyampaikan, kesiapsiagaan dan pengecekan peralatan harus rutin terus dilakukan. Sehingga saat terjadi bencana, semua komponen sudah siap.
“Tidak hanya petugas, tetapi juga peralatan pendukung, terus berupaya sekuat tenaga untuk pengoptimalkan potensi yang ada. Oleh sebab itu, apel gelar pasukan ini dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan personil dan peralatan yang ada untuk antisipasi dan keslapsiagaan dalam rangka menghadapi bencana,” kata Rasman menjelaskan.
Kemudian, bukan hanya untuk kegiatan seremonial belaka, tetapi apel kesiapsiagaan merupakan manifestasi kesiapan pemerintah daerah, TNI, Polri maupun berbagai komponen masing-masing dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan apabila terjadi bencana.
”Kita semua menyadari bahwa bencana alam memang tidak dapat ditolak, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana upaya kita semua untuk dapat meminimalisir dampak yang mungkin terjadi akibat bencana tersebut atau yang biasa disebut dengan mitigasi bencana,” jelasnya.
Lebih jauh dijelaskannya, penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah daerah, TN, Polri, Basarnas maupun instansi terkait semata, namum semua pihak harus menyadari bahwa tanggap bencana merupakan panggilan kemanusiaan dan menjadi tanggung jawab kita bersama.
“Berkenaan dengan itu, kami atas nama Pemerintah mengapresiasi kepada seluruh peserta apel dan stakeholder yang telah mengikuti kegiatan ini dan pesan kami untuk selalu waspada dalam menjalankan tugas,” ucapnya
Dijelaskannya lagi, berdasarkan hasil pemantauan BMKG bahwa dinamika atmosfir wilayah Kota Baubau pada bulan Oktober masih berlangsung musim kemarau. Keadaan ini jika dibandingkan nilai normalnya (rata- rata 30 tahun) masuk dalam kategori normal dan awal musim hujan di Kota Baubau diperkirakan terjadi pada bulan November.
Kemudian, berdasarkan data Hotspot dan titik koordinat Panas Wilayah Kota Baubau saat ini terdapat 4 titik panas yaitu di kecamatan Sorawolio.
Untuk menanggulangi bahaya ancaman bencana tersebut, diperlukan adanya perubahan perilaku menuju budaya siaga bencana.
“Sosialisasi, gladi lapangan serta keterpaduan pemerintah dengan masyarakat serta dunia usaha, sangatlah diperlukan dalam rangka meminimalisir risiko dari bencana,” sebut Rasman.
“Selain itu, respon yang cepat antara keterpaduan pemerintah dan masyarakat dalam penanganan bencana juga sangat diharapkan. Sehingga dapat berjalan cepat, tepat, efisien dan efektif,” ujarnya
Komentar