TEGAS.CO, KENDARI – Pihak Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat baru sekitar 300 Desa/Kelurahan Kabupaten/Kota di Sultra memasukkan data elektrifikasi ke dalam aplikasi dan portal E Dires (Data Informasi Elektrifikasi Sultra) pasca diluncurkan bulan Mei 2024.
“Untuk sementara saya lihat datanya ini baru sekitar 300 desa kelurahan yang memasukkan data dari kurang lebih 2.300 desa kelurahan di Sulawesi Tenggara,” ucap Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas ESDM Sultra Muhammad Ilyas, Selasa (13/11/2024).
Belum maksimalnya para kepala desa (Kades) maupun Lurah memasukkan data elektrifikasi ke E Dires, membuat Dinas ESDM Sultra akan lebih menggiatkan sosialisasi aplikasi tersebut kepada Kades dan Lurah.
“Ini mungkin kita juga harus menggiatkan sosialisasi ini kepada kepala desa dan lurah. Jadi ada beberapa kita ke lapangan sampaikan tolong Pak kades, tolong isi ini terus masukan langsung ke aplikasi kita,” katanya.
Lebih lanjut, Ilyas menjelaskan bahwa E Dires dibuat dalam rangka untuk mengetahui rasio validitas elektrifikasi di Sultra misalnya berapa persen rumah tangga yang berlistrik PLN dan non PLN.
“Tujuannya itu untuk mengetahui rasio elektrifikasi yang valid di Sulawesi Tenggara. Rasio elektrifikasi itu total jumlah rumah tangga dibagi total rumah tangga yang berlistrik. Jadi misalnya kita punya rumah tangga itu di Sulawesi Tenggara kurang lebih 600 ribu rumah tangga yang berlistrik itu hampir 99,70 persen sudah berlistrik. Dan yang berlistrik dibagi lagi ada yang PLN dan non PLN,” jelasnya.
Lebih lanjut Ilyas menjelaskan kenapa mereka meminta bantuan Kades dan Lurah mendata warganya yang sudah atau belum berlistrik karena mereka lebih tahu kondisi warganya.
“Kalau data-data dari Kepala Desa dan Lurah kan pasti valid. Data rumah tangganya berapa, berapa rumah tangga yang berlistrik misalnya PLN atau non PLN seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), Genset, PLTMH itu kategorikan listrik non PLN jadi itu semua kita himpun data-datanya melalui aplikasi E Dires ini,” katanya.
“Jadi semua data-data itu dalam satu desa kelurahan dimasukkan dalam E Dires. Jadi kita tidak ke lapangan lagi mengumpulkan data lagi, kan membutuhkan waktu dan biaya. Jadi kita bangun aplikasi ini ya untuk itu,” tukasnya.
Redaksi
Komentar