TEGAS.CO,. BAUBAU – Setelah melalui proses yang cukup Panjang, mulai dari prosesi Tiliki, Buataka Katange, Kambojai, Fali, Sokaiyana Pau sampai kepada prosesi Bulilingiana Pau atau pelantikan Sultan Buton pada Jumat (29/11/2024), akhirnya Yang Mulia (YM) Drs H La Ode Kariu sah menjabat sebagai Sultan Buton atau Laki Wolio.
Prosesi Bulilingiana Pau atau pelantikan Sultan Buton La Ode Kariu dihadiri langsung Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) YM Karaeng Turikale VIII Maros Brigjen (Pol) Dr AA Mapparesa , MM, M.Si bersama sejumlah Raja dan Sultan Se-Nusantara termasuk raja-raja yang ada di Sulawesi Tenggara tergabung dalam FSKN dan juga Raja Timor yang sekarang masuk dalam negara Timor Leste.
Dalam sambutannya, Ketua umum FSKN YM Karaeng Turikale VIII Maros Brigjend (Pol) Dr AA Mapparesa, MM.M.Si memberikan dukungan sepenuhnya kepada La Ode Kariu yang sudah sah menjabat sebagai Sultan Buton dan kemudian menjadi anggota FSKN.
”Paduka yang Mulia Sultan Buton atas nama seluruh Raja dan Sultan kami menyampaikan ucapan selamat, ucapan tersyakur atas amanah yang mulia peroleh dari seluruh kerabat kita seluruh masyarakat yang ada di Kesultanan maupun di Pulau Buton ini. Kami yakin kita adalah partner strategis pemerintah khususnya di dalam pelestarian pemajuan dan pewarisan nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh para leluhur untuk diwariskan kembali secara positif nilai-nilai ini kepada generasi penerus kita,” ujarnya.
YM AA Mapparesa mewakili Raja dan Sultan yang ada di Nusantara ini menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si sebab pihaknya sangat paham betul bagaimana proses yang dilakukan baik melalui proses adat maupun melalui pemerintah.
“Ini suatu langkah positif dari Pemkot Baubau untuk membuat warga masyarakat tetap bersatu karena yang paling mahal adalah persatuan. Begitu pula dengan apa yang dilakukan dengan pelantikan Sultan Buton sebagai puncak acara yang dilaksanakan pada hari Jumat yang merupakan hari yang sangat berkah dilaksanakan penobatan secara Islami di masjid dan dilanjutkan secara adat di Baruga.
Lanjutnya, Inilah salah satu prosesi adat yang menurut catatan kami lengkap dan disaksikan oleh pemerintah setempat. Insya Allah Yang Mulia Sultan Buton tetap berada di dalam FSKN Nusantara dan kami berharap pula seluruh kerabat kami di kesultanan maupun seluruh warga Baubau mohon dukungan kiranya kita semua ini bisa melestarikan dan mewariskan budaya kita secara baik kepada generasi penerus kita, Dan hari ini Kesultanan Buton dan Pemkot Baubau telah mengukir sejarah bahwa inilah pelestarian adat dan pemajuan budaya yang menjadi mercusuar untuk nusantara kita,”tutupnya.
Sementara itu Pangka Kenepulu yang diemban La Ode Muhammad Idrus Taufiq Saidi menambahkan, Semoga Perangkat Kesultanan bisa menjadi mitra pemerintah dalam menjaga marwah adat dan budaya Kesultanan Buton untuk bekerjasama mengembalikan cerita masa lalu tentang Hukum Adat.
Yakni kesultanan Buton yang menganut Azas hukum yang kuat dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara ,buktinya dalam pemerintahan Dayanu Ikhsanuddin berdasarkan undang undang martabat tujuh bahwa Sultan yg dipilih tak berdasarkan garis keturunan melainkan dipilih dalam tiga golongan kaomu atau bangsawan yakni Tanah Yilandu,Kombewaha,dan Tapi Tapi.
“Sultan Buton dipilih oleh Siolimbona atau kelompok sembilan Bontona yang sangat menguasai adat.Olehnya pemilihan Sultan ini diharapkan menjadi perekat dan pelengkap Kebudayaan & Kesultanan kisah Buton masa kini tanpa meninggalkan kejayaan cerita masa lampau,” pungkasnya.
Laporan : JSR
Komentar