Jika Persoalan Akses Tuntas, Desa Wisata Namu Jadi Destinasi Unggulan Sultra

Jika Persoalan Akses Tuntas, Desa Wisata Namu Jadi Destinasi Unggulan Sultra
Desa Wisata Namu, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara

TEGAS.CO,. KONAWE SELATAN – Sebulan mampu menarik wisatawan rata-rata 400 hingga Ribuan orang, sejumlah pihak optimis Desa Wisata Namu akan menjadi contoh pengembangan kepariwisataan dengan Konsep program Desa Wisata.

Forum Desa Wisata Sulawesi Tenggara (DESATA Sultra) di bawah kepempimpinan Ahmad Nizar yang juga seorang praktisi pariwisata sultra saat ditemui mengungkapkan bahwa, di Sulawesi Tenggara terdapat Dua Ratusan Lebih Desa Wisata yang tersebar di 17 Kabupaten maupun Kota. Namun harus diakui tidak semua menjalankan program Desa Wisata yang sesungguhnya.

“Masih banyak pihak belum memahami dan mampu memisahkan antara Desa Wisata dan Wisata Desa. Jika Wisata Desa maka terdapat sebuah objek wisata dalam wilayah desa sehingga pengelolaan dan programnya sebagian besar hanya menyentuh pengelola objek wisata saja. Namun jika bicara Desa Wisata maka banyak indikator program dan pengembangan kepariwisataan yang harus di jalankan. Mulai dari Matrik atau rencana aksi Pengembangan Desa Wisatanya hingga penyusunan siteplan ataupun masterplan, Pengelolaan Kelembagaan, Penguatan Kapasitas SDM masyarakat terkait Sadar Wisata, Penguatan Kapasitas SDM Pengelola Homestay, Penguatan UMKM Pendukung Kepariwisataan hingga inovasi dan kreatifitas Event pariwisata di dalam Desa,” ujar Nizar.

Lebih lanjut, nizar mengungkapkan bahwa dinamika Desa Wisata khususnya di Sulawesi Tenggara cukup beragam permasalahannya, ada desa wisata yang bagus ramai kunjungannya tapi tidak jalan program desa wisatanya dan akhirnya yang terdampak hanya yang terlibat dalam pengelolaan objek saja. Ada juga yang promosinya bagus, tapi kunjungan di Desa Wisatanya sangat kurang.

“Jadi kalau kita mau jujur dilapangan, masing-masing Desa Wisata punya problem, problem di program desa wisata tidak berjalan utuh, problem di SDM kelembagaan, pelayanan, promosi. Dan ada yang paling parah promosi bagus malah problem di hospitality nya akhirnya wisatawan berkesimpulan jauh dari ekspektasi,” Lanjut Nizar.

Menyinggung soal Desa Wisata Namu, Ahmad Nizar punya keyakinan jika berapa waktu kedepan, pemerintah Kabupaten Konawe Selatan memuluskan Akses Jalan darat menuju Namu, maka Desa Wisata Namu, bisa menjadi salah satu destinasi unggulan yang menjalankan program Desa Wisata.

“Coba bayangkan yah, ini kan jalan menuju namu kan belum normal, malah kadang terputus tidak bisa dilewati jika curah hujan tinggi. Tapi pengunjung setiap minggunya bisa mencapai 100 hingga 200an, atau rata-ratakan saja sebulan bisa 400 sampai ribuan pengunjung. Bayangkan jika sudah normal akses jalannya,” katanya.

Nizar juga menegaskan, di Namu ini menggunakan konsep Desa Wisata, dimana pengelola wisata seluruhnya di tangani Pokdarwis atau kelompok sadar wisata setempat, Kemudian dibentuk kelompok wanita tani. dimana, kaum perempuan juga mengambil peran menghadirkan produk-produk lokal yang bisa di nikmati wisatawan, bertumbuhnya UMKM dari masyarakat sendiri, Homestay yang dimiliki dan dikelola langsung Masyarakat setiap minggunya juga terisi pengunjung, masuknya sejumlah lembaga pendidikan tinggi untuk memberi dukungan penguatan kapasitas SDM setiap tahunnya, sejumlah spot lautnya menjadi pusat penelitian, terdapat kawasan konservasi.

“Wisata Agro yang dikelola langsung masyarakat dan masih banyak lagi kegiatan yang memang di programkan melalui musyawarah antara Pemerintah Desa, Masyarakat dan Pokdarwis. Sehingga bisa dibilang Desa Wisata Namu mengusung Pariwisata Inti Rakyat, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat,” tutup Nizar.

Redaksi

Komentar