Sambut Presiden Jokowi di Kendari, AP2 Sultra Bakal Gelar Aksi

Ketua Dewan Pembina AP2 Sultra, La Ode Hasanuddin Kansi

TEGAS.CO.,SULTRA – Aliansi Pemuda Pelajar (AP2) Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal menggelar aksi demonstrasi dalam rangka menyambut kedatangan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang rencananya bakal tiba di Kendari pada 30 Juni mendatang.

Presiden Jokowi dijadwalkan bakal meninjau langsung beberapa proyek di Sultra salah satunya kolam retensi kali Wanggu dan rencananya bakal membuka langsung musyawarah nasional (Munas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Kendari.

Iklan KPU Sultra

Saat dihubungi via chat, Ketua Dewan Pembina AP2 Sultra, La Ode Hasanuddin Kansi mengatakan, aksi demonstrasi dilakukan pihaknya sebagai pemberian ucapan selamat datang kepada presiden Jokowi di Kota Kendari.

“Itu ucapan selamat datang kepada bapak Presiden RI di bumi anoa,” beber Hasan.

Maksud lain aksi tersebut, kata Hasan, bertujuan untuk mendesak Presiden RI agar meninjau langsung kasus dugaan Korupsi PT Toshida yang ditangani Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sultra.

Adapun kasus belasan tahun silam yang baru terungkap itu, sambung Hasan, telah menetapkan 4 (empat) orang tersangka, akan tetapi, jelasnya, hanya 2 (dua) orang saja yang sudah ditahan.

“Dua orang tersangka lainnya, seperti cenderung diperlakukan istimewa dan tidak ditahan,” tukas Hasan Minggu (27/6/2021).

Sambut Presiden Jokowi di Kendari, AP2 Sultra Bakal Gelar Aksi

Tidak hanya itu pihaknya juga meminta presiden RI untuk mencopot jabatan Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara yang diduga mengistimewakan dan memberi peluang pada tersangka kasus korupsi di Sultra untuk menghilangkan barang bukti dan lolos dari pasal yang disangkakan.

“Aksi tersebut rencananya akan dilaksanakan pada Selasa dan Rabu pada 29 dan 30 Juni mendatang dengan rute di hotel Claro Kendari,” ungkapnya.

Menurut pria yang biasa dijuluki aktivis tanpa gelar itu, kedatangan Presiden RI di Bumi Anoa, selain untuk membuka acara Munas Kadin, juga merupakan momen tepat untuk mengetahui langsung betapa bobroknya penegakan hukum di Sultra.

“Terutama kasus korupsi yang ditangani Kejaksaan Tinggi Sultra karena diduga mengistimewakan palaku korupsi yang sudah ditetapkan sebagai tersangka,” tutup pria yang akrab disapa LHK ini.

Redaksi

Komentar