TEGAS.CO,. BAUBAU – Pergelaran Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang merupakan bagian aktivitas pengembangan bidang seni bagi peserta didik di Kota Baubau berpolemik. Hal itu terlihat dari unggahan di salah satu media sosial (facebook) oleh akun @Inhank Zhyzhi yang juga salah satu juri dalam lomba tersebut.
Akun @Inhank Zhyzhi menuliskan “Saya nda mau menjelaskan panjang lebar mana yang layak jadi juara 1 yang pakai jilbab.. sesuai permintaan ibu nisye silvana sy sandingkan video juara 1 dan anak anda juara 3 yang pakai baju putih merah.. dan sekali lagi lomba ini bukan tema kemerdekaan.. paham sampe sini yah“. Diakhir unggahannya, ia meminta netizen untuk memberikan penilaian terhadap pemenang lomba. “Netizen yang Budiman waktu dan tempat dipersilahkan”
Festival ini seharusnya diadakan guna memberikan kebebasan serta untuk menampilkan keterampilan dalam berkreasi karya kreatif serta inovatif para peserta dari banyak sekolah. Acara tersebut biasanya resmi sehingga menjunjung tinggi sportivitas, namun hal itu tidak terjadi dalam lomba yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Baubau pada, Rabu (23/6) kemarin.
Panitia mengumumkan pemenang pertama lomba tersebut adalah Saro, namun oleh netizen dinilai tidak layak. Menurut penilaian netizen, yang lebih layak untuk menjadi juara pertama adalah Az-Zahira yang mendapatkan juara tiga, sebab performa dan penguasaan panggung serta vokalnya sangat baik.
“Pertandingan lomba nyanyi FL2SN kemarin itu saya duga sarat akan manipulasi”, kata Wahyudi Ardiansyah, salah satu penonton yang hadir dalam lomba tersebut.
Menurut Wahyudi, peserta yang dijadikan juara sangat tidak layak, sebab dari segi suara, performa, lupa lirik, suara fals, dan kostum tidak sesuai tema tetapi oleh juri dipilih sebagai pemenang mengalahkan peserta yg sangat baik penampilannya.
Selain itu juri juga dinilai memihak. Kata dia, sebelum mengumumkan juara, juri telah memposting foto pemenang sehingga patut diduga dan dipertanyakan kredibilitas dan objektivitas dari pihak juri lomba FLS2N tersebut.
Hal itu dibenarkan juga oleh salah satu Netizen dengan akun @Mahazrun Saputra Bonto Ogena, dalam cuitannya ia menulis “Kalau Juri Menstory hanya salah satu peserta lomba saja sementara pengumuman lomba belum keluar, Kayaknya Kurang Tepat karena Posisi Dewan Juri harus Independent, penonton bisa berasumsi ada keberpihakan“.
Seorang netizen dengan akun @Grace Yafaz juga ikut berkomentar, kata dia “yang pink fals suaranya nda masuk, keliatan kaku dan suaranya bergetar. Sedangkan baju putih suaranya masuk dan lebih mengusai panggung ,kalau di suruh pilih mana yg lebih bagus,saya pilih yang baju PUTIH,itu menurut saya#timputih“.
Komentar selanjutnya datang dari Praktisi Hukum yang juga sekretaris LBH HAMI Baubau Agussalim “Sebaiknya jangan di buka ruang untuk masyarakat netizen berkomentar hal ini bisa menimbulkan polemik antar peserta karena juri meminta penilaian masyarakat net terhadap hasil nilai para juri, artinya juripun tidak yakin atas penilaiannya. Terlebih sudah banyak komentar yang menepis tajam hasil penilaian juri sehingga Panitia Pelaksana harus bertanggungjawab terhadap polemik ini“.
“Seharusnya ditandingkan ulang supaya semua bisa lihat secara live ya. Iya kita dengan senang hati tampilkan ke media, saya akan minta panitia untuk ditandingkan ulang Panggil dengan media yang lain ya”, ungkap Inhank Zhyzhi saat dikonfirmasi.
Ibu peserta lomba berbaju putih yang disandingkan dengan juara satu dalam unggahan akun @Inhank Zhyzhi bernama Nisye S De Silva yang dikonfirmasi awak media sangat menyayangkan tindakan juri yang sangat tidak objektif dalam menilai peserta lomba.
“Bukan tentang juara atau tidaknya namun melihat reaksi netizen yang lebih membenarkan dan memihak anak saya ini juga menjadi salah satu support untuk kami pihak yang merasa tidak puas dengan hasil yang diberikan”, ucapnya.
“Dalam hal ini kami tidak ingin mencari kebenaran namun lebih meminta keadilan karena anak saya sebelumnya telah latihan serta tampil maksimal untuk ikut lomba tersebut”, sambungnya.
Menurut dia, seharusnya juri tidak memihak salah satu peserta hingga menjadi pemenang lomba
“Yang coba kami pertanyakan di sini adalah penilaian terhadap para peserta, dimana objektivitas dan kredibilitas juri dalam lomba tersebut apalagi sampai meminta komentar netizen ini sangat tidak menggambarkan profesional seorang juri”, pungkasnya.
JSR / YA
Komentar