tegas.co, KENDARI, SULTRA- Program USAID APIK telah melakukan serangkaian kegiatan penilaian terhadap pemanfaatan layanan informasi cuaca dan iklim (ICI) baik di Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan.
Humas USAID APIK, Sheila Kartika mengatakan, berdasarkan penilaian di lapangan, ditemukan bahwa di tiga wilayah APIK, tingkat penggunaan layanan ICI di kalangan masyarakat termasuk nelayan, petani, dan UMKM masih sangat rendah.
“Dalam konteks di Sulawesi Tenggara di sektor pertanian, perubahan iklim berdampak pada kerentanan pangan diantaranya mempengaruhi beberapa akspek,”ujar Kartika melalui sambungan seluler, Rabu (19/04).
Kartika menjelaskan, beberapa aspek kerentanan pangan yang dipengaruhi akibat perubahan iklim diantaranya ketersediaan, akses, dan stabilitas. Selain kegagalan panen akibat kesalahan pengelolaan lahan pertanian, para petani dan pelaku pertanian lainnya dihadapkan pada risiko kegagalan panen akibat iklim ekstrem serta variabilitas iklim yang menyebabkan ketidakpastian semakin tinggi.
“Dalam beberapa tahun belakangan, peristiwa kegagalan panen akibat lahannya yang kebanjiran semakin meningkat,”Ungkapnya.
Ia menilai, pentingya peran ICI serta diseminasinya dalam meningkatkan ketangguhan masyarakat, program USAID APIK bersama Kelompok Kerja (Pokja) Perubahan Iklim Provinsi Sulawesi Tenggara, Kota Kendari & Kabupaten Konawe Selatan, telah menyepakati bahwa tahun ini akan diselenggarakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di beberapa desa.
Lanjut Kartika, sebagai rangkaian kegiatan SLI tersebut, program USAID APIK menyelenggarakan acara Pelatihan untuk Pelatih atau Training of Trainer (ToT) untuk para petugas penyuluh yang tersebar di Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan.
“Kegiatan diselenggarakan dilengkapi dengan kunjungan lapangan. Mengingat pentingnya perbaikan sistem informasi iklim dan cuaca serta peningkatan kapasitas petani dalam merespon perubahan iklim,” Tutupnya.
LM FAISAL / HERMAN
Komentar