Peninggalan Sejarah Tidak Diperhatikan, Kapita Konawe Banderano Tolaki Angkat Bicara

Ayub Meronda, Kapita Konawe Banderano Tolaki

TEGAS.CO.,KONAWE – Budaya daerah adalah budaya yang menggambarkan keadaan dan sifat di setiap daerah. Mengabaikannya bukan termasuk cara melestarikan budaya daerah di sekitar kita.

Pelestarian budaya merupakan upaya perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan warisan budaya. Melestarikan budaya sangatlah penting agar nilai-nilai luhur budaya yang ada di dalam suatu tradisi dapat tetap dipertahankan, meskipun telah melalui proses perubahan bentuk budaya.

Banderano Tolaki adalah salah satu organisasi budaya yang berada di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Organisasi budaya ini juga bertanggung jawab menjaga marwah adat istiadat dan jejak sejarah yang ada di Kabupaten Konawe.

Ayub Meronda, Kapita Konawe Banderano Tolaki saat ditemui oleh awak media, pihaknya mempertanyakan lambatnya realisasi perbaikan pagar makam Raja Lakidende yang berada di tengah-tengah Kota Unaaha.

“Semua masyarakat konawe tahu bahwa, Makam Raja Lakidende ini merupakan simbol budaya di Kab. Konawe, tapi kenapa realisasi perbaikan pagarnya sangat lambat untuk diselesaikan,” jelasnya.

Lanjut Ayub, sebagai Kapita Konawe Banderano Tolaki pihaknya meminta Pemerintah Daerah (Pemda) khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kab. Konawe agar memperhatikan jejak-jejak sejarah atau peninggalan sejarah yang ada di kabupaten.

“Saya harap dinas terkait dalam hal ini Dikbud Konawe, agar lebih memperhatikan peninggalan sejarah yang ada dan segera merealisasi perbaikan pagar makam Raja Lakidende,” ungkapnya.

Ayub menambahkan, pelestarian peninggalan sejarah ini juga telah menjadi program terpenting di masa kepemimpinan Mendiang Gusli Topan Sabara (GTS) sebagai Wakil Bupati Konawe.

Reporter: Rico
Editor: H5P

Komentar