tegas.co, KENDARI, SULTRA – Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan daerah yang memiliki potensi ekonomi, khususnya pada sektor pertambangan. Namun aktifitas pertambangan di Sultra dinilai belum memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pengamat Ekonomi Sultra, Dr Syamsul Anam SE M Dev menilai, yang menjadi kendala sampai saat ini yaitu terkait regulasi pemerintah daerah. Khususnya pada proses perizinan aktivitas pertambangan dinilai masih sangat sulit.
“Kalaupun ada upaya untuk memangkas ini saya kira itu baru pada tahapan ngomong-ngomong saja, dari pada tingkatan praktek masih banyak persoalan di perizinan,”Ujar Syamsul dalam kegiatan coffee morning di salah satu hotel di Kendari, Jum’at (21/04).
Ia juga menemukan masih banyak kendala lain di sektor pertambangan ini, diantaranya adanya tumpang tindih kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
“Belum lagi antar pemerintah daerah, atau pemerintah kabupaten dengan pemerintah provinsi,” Ungkap Syamsul.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Muhamadiyah Kendari (UMK) ini juga menilai, masyarakat Sultra masih kurang ramah terhadap investasi.
Menurutnya, sebagian masyarakat Sultra masih berpikiran moneyfresh terhadap investasi. Dalam hal ini, masyarakat masih berpikir keuntungan jangka pendek terhadap aktifitas yang dibangkitkan oleh pengusaha-pengusaha yang berinvestasi.
“Ini tantangan bagi kita untuk bagaimana memperbaiki hal tersebut,”Tutupnya.
LM FAISAL / HERMAN
Komentar