Bermula Buat Jamu Untuk Konsumsi, Nur Chayati Jadi Produsen Jamu Manjakani

Nur chayati dengan produk jamu Manjakani

TEGAS.CO.,JEPARA – Pepatah ada hikmah dari sebuah musibah rasanya tepat seperti yang dialami Nur Chayati. Wanita yang tinggal RT 3 RW 7 Dukuh Jeruk Gulung Ngabul Tahunan Jepara ini mengidap penyakit kista pada tahun 2019. Untuk mengatasi itu Bu Nur sapaan akrab Nur Chayati mengonsumsi jamu kewanitaan, namun dengan mengonsumsi jamu malah kontradiksi atau berlawanan dan rasanya tidak nyaman.

“Atas anjuran suami saya untuk membuat jamu sendiri secara alami dan tradisional, saya browsing-browsing, Alhamdulillah keluhan-keluhan saya berkurang dan hilang. Akhirnya saya selama seminggu membuat tiap hari. Akhirnya ada teman yang datang ke rumah, saya beri dan cocok, pertama 1 kemudian 2 sampai 4. Akhirnya saya berpikir bagaimana kalau saya komersilkan. Karena banyak teman saya yang cocok dan pesan”, terang Mbak Nur. Selasa (15/2/2022).

Iklan KPU Sultra

Dari inilah Ibu dari Fatima Azahra membuat 10 botol kemudian naik lagi pesanan setiap hari dan dengan kemasan dari botol bekas air mineral. Semakin banyak pesanan, dan pemesan awal adalah Dinas Perhubungan, Dinas Pemuda dan Olahraga, serta Polres Jepara komplain karena memakai botol daur ulang, akhirnya Nur Chayati menggunakan botol baru dengan segel kedap udara sehingga benar-benar higienis.

“Dengan botol baru dan tutup yang rapat kedap udara konsumen semakin senang dan permintaan bertambah. Dan yang minum pun cocok. Awalnya saya buat jamu keputihan. Akhirnya pesanan sampai 100 botol lebih. Saya belajar lagi jamu manjakani kewanitaan dengan dibantu 2 karyawan”, imbuh Bu Nur.

Nur chayati saat membuat jamu

Dari 1 produk ini istri dari Zainal Mubarok sekarang mempunyai 16 produk, yaitu : Manjakani Kewanitaan, program hamil, pelangsing tubuh, penggemuk badan, rempah wangi, kunir asem, kolesterol, darah tinggi, asam urat, diabetes, sundol langit, rogo jampi, kista, wasir, beras kencur, dan jamu lambung/ empu.

Jamu godog Manjakani plus milik Nur Chayati ini menggunakan bahan rempah berkualitas yang kadang di Jepara tidak ada sehingga harus beli dari luar kota.

“Pas lagi munculnya Covid-19, banyak anjuran agar meminum rempah, dengan dukungan dan permintaan pelanggan yang dari Dishub dan Polres Jepara, Saya selama satu tahun ada program penanggulangan Covid-19 dengan membudayakan selalu minum jamu,” ujarnya.

Akhirnya, tambah Nur, kami kerja sama dengan Polres Jepara khususnya Satlantas waktu itu. Satlantas dan Dishub membagi-bagikan produk kami seperti di pasar atau di keramaian. Akhirnya produk kami kan dikenal masyarakat.

“Dan akhirnya saya masuk lewat media sosial (Medsos). Alhamdulillah diterima, banyak permintaan dari luar kota karena mereka banyak mengetahui manfaat dari produk kami”, jelas Bu Nur.

Permintaan dari luar kota ini datang dari Kudus, Demak, dan Semarang. “Saya melayani pesanan luar kota yang dekat dulu, karena jamu kami ini kan alami tanpa bahan pengawet dengan daya simpan di lemari pendingin sepekan dan jika tidak masuk lemari pendingin 2-4 hari daya tahannya”, pungkas Bu Nur.

Ini adalah hikmah dari musibah yang diterima Nur Chayati, bermula mendapatkan musibah terkena kista yang menjadikannya memiliki usaha Jawa tradisional dengan merek jamu Manjakani dan bermanfaat untuk orang lain.

Reporter: Edi Sulton
Editor: H5P

Komentar