TEGAS.CO,. WAKATOBI – Penyu merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah. Reptil laut ini mampu bermigrasi dalam jarak yang sangat jauh di sepanjang kawasan Samudera Hindia, Pasifik, dan Asia Tenggara.
Di Indonesia sendiri, lokasi keberadaan penyu salah satunya di Kepulauan Wakatobi, yakni jalur segitiga karang dunia.
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubugan Darat (Hubdat) melepasliarkan 30 (tiga puluh) ekor penyu di pesisir pantai tepat bersebelahan dengan pelabuhan penyeberangan Ferry Pulau Tomia, Sabtu (19/3/2022)
Selain itu, di tempat yang sama DWP Ditjen Hubdat juga melakukan penanaman 10 (sepuluh) jenis pohon mahoni. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian flora dan fauna yang saat sudah sulit ditemukan, sekaligus juga mempromosikan keindahan alam Pulau Tomia.
Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi, Darman menjelaskan bahwa penyu yang dilepasliarkan tersebut berasal dari Runduma, yaitu salah satu pulau terluar di Wakatobi. Hal ini dilakukan kata Darman, sebagai bentuk penyelamatan telur penyu yang rentan dimangsa predator.
“Alhamdulillah dengan cara yang kami lakukan, penyu-penyu yang notabenenya masuk dalam daftar satwa langkah ini bisa terselamatkan hampir 90%,” kata Darman.
Darman melanjutkan, kegiatan pelepasliaran penyu merupakan momen yang akan jarang ditemui, selain karena satwa ini sudah sangat sulit untuk ditemui, lokasinya juga tidak bisa dilakukan disembarang tempat untuk menghindari predator ataupun pemburu penyu ilegal.
Sementara itu, Ketua DWP Ditjen Hubdat, Lilis Dhaliawati Budi Setiyadi dalam sambutannya pada acara ramah tamah bersama DWP Kecamatan Tomia menyampaikan, Tomia adalah surga kecil yang ada di Sultra, pulau yang sangat indah baik darat maupun lautnya. Sebagai salah satu Kawasan Pariwisata Nasional maka menjadi kewajiban Bersama untuk menjaga keindahan alamnya.
“Dengan adanya kegiatan pelepasliaran penyu ini, semoga dapat mempertahankan eksistensi ekosistem bawah laut Kepulauan Wakatobi, serta sebagai bentuk ajakan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahkan mancanegara untuk bersama-sama melindungi kelestarian alam Indonesia,” kata Lilis.
Kepala Balai Perhubungan Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVIII Sulawesi Tenggara (Sultra), Benny Nurdin Yusuf yang juga hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan, Pulau Tomia sebagai bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KPSN) Wakatobi dinilai sudah cukup baik dari sisi transportasi. Ditambah lagi dengan rampungnya pembangunan pelabuhan penyeberangan Kaledupa-Tomia-Binongko yang masuk dalam program pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk menghubungkan seluruh pulau-pulau terluar Indonesia.
“Alhamdulillah tiga pelabuhan ferry di Wakatobi ini telah selesai dibangun, yaitu pelabuhan penyeberangan Kaledupa, Tomia dan Binongko, sekarang semuanya dapat terhubung, masyarakat ataupun wisatawan akan lebih mudah mengakses kepulauan Wakatobi ini,” ungkapnya
Kegiatan pelepasliaran penyu dan penanaman pohon ini merupakan rangkaian acara Ladies Program DWP Ditjen Hubdat yang dilaksanakan mulai Kamis 17 hingga Minggu 20 Maret 2022.
Laporan: Yusrif Aryansyah
Komentar