Konvoi Khilafah, Mengancam Keselamatan NKRI

Nurmaningsih (Pegiat Literasi)

TEGAS.CO,. NUSANTARA – Baru-baru ini, masyarakat sempat dihebohkan dengan adanya sebuah rekaman video yang viral di media sosial. Yaitu adanya konvoi serentak di sejumlah daerah di Jawa Barat. Seperti Cimahi, Sukabumi, Cianjur, dan di sejumlah daerah lainnya. Kejadian ini menarik perhatian polisi.

Pasalnya, di belakang salah satu pengendara sepeda motor terdapat poster yang bertuliskan, “Sambut Kebangkitan Khilafah Islamiyah. Jadilah Pelopor Penegak Khilafah Ala Minhajin Nubuwwah”. Ini artinya konvoi tersebut sedang mengkampanyekan atau menyuarakan ide khilafah.

Iklan KPU Sultra

Melihat ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat ikut merespons ajakan konvoi rombongan motor ‘Kebangkitan Khilafah’. Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar mengungkapkan ada sejumlah selebaran yang disebar kelompok yang menamakan diri Khilafatul Muslimin itu di Jabar.Dari selebaran yang dibagikan itu pihaknya mendapatkan informasi terkait kegiatan konvoi dilakukan sejak 2016 silam dan kelompok tersebut berpusat di Bandar Lampung. (CNNIndonesia, 01/06/2022).

Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi era Presiden Gus Dur, yakni Muhammad A.S. Hikam pun turut berkomentar, bahwa Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan target utama bagi kelompok berpaham radikalisme.Selain itu, Hikam menyebut Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) juga termasuk target utama.

“Universitas yang sangat terkenal di negara Indonesia, seperti ITB, IPB, UI, UGM, ITS, dan lain-lain itu adalah target utama dari pengembangan dari ide-ide radikalisme tadi itu,” kata Hikam dalam seminar yang digelar Universitas Paramadina, Jumat (03/06)

Dia juga mengungkapkan bahwa mahasiswa merupakan target paling penting bagi gerakan kelompok radikal. Tak lain karena jumlahnya yang besar serta bisa menyuarakan aspirasinya ke ranah publik. Mahasiswa bisa jadi target pengembangan ideologi dan target pelaku di dalam kegiatan-kegiatan yang suka kita sebut sebagai terorisme,” tuturnya. (suaraislam.com, 05/06/2022)

Kemudian, penanggulangan penyebaran paham radikal atau radikalisme dan terorisme di kampus dinilai memerlukan regulasi yang mampu menindak tegas, ”regulasi yang ada saat ini belum bisa memenuhi standar untuk penanggulangan paham-paham radikal di kampus. Hal ini terkait dengan terbatasnya ruang gerak aparat penegak hukum menertibkan penyebar narasi radikalisme terutama di lingkungan kampus”, ungkap Weda Kupita dari akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah.

“Hal itu juga yang membuat aparat seperti gamang atau ragu ragu karena tidak ada payung hukum dalam hal paham radikalisme (di kampus) yang bertentangan dengan Pancasila. Itu yang pertama,” kata dosen Fakultas Hukum Unsoed itu dalam siaran pers Pusat Media Damai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (PMD BNPT). (merdeka.com, 05/06/2022)

Ada apa sebenarnya di balik konvoi khilafah, kenapa begitu menghebohkan oleh berbagai pihak, khususnya pemerintah? Seakan-akan menjadi ancaman bagi keselamatan NKRI. Sehingga adanya konvoi Khilafatul Muslimin ini menjadi alasan pemerintah untuk membuat aturan yang lebih keras lagi terhadap ajaran Islam (khilafah) atas nama perang melawan radikalisme.

Disaat yang sama justru membiarkan promosi massif terhadap ajaran sekuler yang merusak. Seperti fenomena LGBT yang semakin unjuk gigi, maraknya praktik kurop yang dilakukan oleh rezim, dan kasus-kasus lainnya yang tidak ditindak lanjuti oleh pemerintah seperti halnya konvoi yang dilakukan oleh Khilafatul Muslimin ini.

Justru malah menjadikan momentum konvoi ini untuk memonsterisasi gagasan khilafah Islamiyyah di tengah pemuda muslim yang ingin mengenal lebih jauh ajaran agamanya. Isu radikalisme tak ubahnya seperti narasi kosong yang sengaja diciptakan sekularisme dan liberalisme untuk mengaborsi semangat kaum muslim mempelajari Islam seutuhnya.

Seharusnya kita menyadari bahwa ketiadaan khilafahlah penyebab penderitaan yang dialami umat Islam terus menerus di seluruh dunia.

Dominasi sekularisme dan liberalisme telah nyata mengantarkan umat ke jurang kehinaan. Di bawah ideologi yang rusak ini, mereka hidup dibawah ketiak negara-negara kapitalis penjajah, yang menginjak-injak kehormatan mereka dan merampas kekayaan miliknya.

Perlu diketahui, Khilafah adalah ajaran Islam. Bukan ideologi sebagaimana tuduhan para pembenci Islam politik. Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam yang dilahirkan dari ideologi Islam. Dan, khilafah adalah bisyarah atau kabar gembira dari Rasulullah SAW. Sebagaimana dalam haditsnya:

“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang.

Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya.

Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam.” (HR. Imam Ahmad)

Wallahu a’lam

Penulis: Nurmaningsih (Pegiat Literasi)

Publisher: Yusrif Aryansyah

Komentar