Sektor Pertanian Paling Banyak Menyerap Tenaga Kerja

tegas.co, KENDARI, SULTRA- Jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian merupakan sektor yanf paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Atqo Murdiyanto saat memberikan keterangan pers kepada sejumlah awak media. FOTO : FAISAL
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Atqo Murdiyanto saat memberikan keterangan pers kepada sejumlah awak media.
FOTO : FAISAL

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Atqo Murdiyanto menyebutkan, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian pada Februari 2017 tercatat 483.685 orang atau 39,59 persen.

Iklan KPU Sultra

“Artinya, jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian mengalami peningkatan hingga 12,74 persen atau sebanyak 54.666 orang,” ujar Atqo dalam keterangan resminya di ruang video conference BPS Sultra, Jum’at (05/05).

Selain sektor pertanian, lanjut Atqo, sektor lainnya yang menjadi penyumbang terbesar terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu pada sektor perdagangan dan sektor jasa, masing-masing 19,60 persen atau sebanyak 239.467 orang dan 18.42 persen atau 225.077 orang.

Ia menyebutkan, beberapa sektor yang mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja diantaranya sektor pertambangan dan penggalian sebesar 45,49 persen atau bertambah sebanyak 8.534 orang, serta sektor industri meningkat 17,12 persen atau 16.470 orang.

“Kemudian disusul oleh sektor kontruksi sebesar 3,78 persen atau 2.425 orang, serta sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi sebesar 39,51 persen atau 12.735 orang,”Tuturnya.

Ia mengungkapkan, meskipun jumlah penyerapan tenaga kerjanya masih jauh dibawah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian mengalami peningkatan terbesar.

“Jadi wajar sektor pertambangan dan penggalian meningkat drastis, sebab kita ketahui bersama bahwa beberapa pertambangan di Sultra sudah dioperasikan,” jelas Atqo.

Atqo menambahkan, beberapa sektor lainnya mengalami penurunan penyerapan tenga kerja, seperti pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi mengalami penurunan 2,28 persen, pada sektor listrik, gas dan air minum mengalami penurunan sebesar 15,42 persen, serta sektor jasa sebesar 9,23 persen.

“Sementara itu sektor yang mengalai penurunan terbesar yaitu terjadi pada sektor lembaga keuangan, yaitu menurun hingga 38,7 persen,”Tandasnya.

LM FAISAL / HERMAN

Komentar