tegas.co, BUTON UTARA, SULTRA – Ratusan hektar sawah desa Ronta Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara terndam banjir, Sawah patani di desa Ronta tersebut saat ini yang sudah mulai menguning terancam tidak dapat di panen, sehingga warga hanya bisa pasrah.
Tingginya genangan air tersebut diduga akibat lupan suangai Ronta yang tidak dapat menampung besarnya debit air akibat hujan yang terus mengguyur, sejka kemarin, hingga siang ini, Jum,at (12/5).
‘Padi kami di sawah kemungkinan besar sudah tdak bisa di panen. Meski ada yang bisa di panen tapi itupun hanya tinggal sebagaian. Itupun mungkin kualitas beras, hingga pemasarannya sudah sangat tidak berkualitas,”Ujar Ati salah seorang petani kepada awak media ini.
Dikatakan, akibat banjir dan merendam persawahan, kondisi padi sudah rebah, dan dipastikan buahnya akan rusak dan membusuk, jika banjir tersebut tidak segera surut.
“Kalau sudah begini sudah pasti rugi hasil panen pasti kurang tidak sesuai harapan bahkan bisa sampai gagal, kami harapkan perhatian pemerintah,’Katanya.
Begitu juga yang disampaikan Zukuri. Petani sawah di desa Ronta ini mengaku, tingginya genangan air tersebut diduga dipicu akibat proses pembangunan bendungan yang tidak maksimal. Selain itu juga karena curah hujan yang besar, sehingga sungai dan bendungan atau saluran irigasi yang ada tiodak dapat menampung debit air.
“Areal persawahan kami sejak dulu sudah menjadi langganan banjir hanya airnya cepat surut karena badan jalan belum setingggi dan sekarang ini pembuangan air masih bebas. Saat ini karena irigasi di bangun tidak maksimal, hujan sedikit sudah banjir dan lama,”Terangnya.
Ia mengharapkan, kedepan pemerintah memperhatikan saluran pembuangan air tersebut deker saluran pembuangan yang kecil dikembalikan lebarnya seperti dulu.
“Deker-deker kecil ini dulunya jembatan, diharapkan pemerintah meperbesar deker-deker ini, paling tidak dikembalikan seperti dulu besarnya, kasian kami petani tiap tahun padi kami terendam air banjir,”Harapnya.
MIRDAT / HERMAN
Komentar