TEGAS.CO., KONAWE – Pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Ameroro, yang terletak di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), harus dievaluasi ulang.
Pasalnya, proyek dengan anggaran sekitar Rp. 1,5 Triliun yang bersember dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah ambruk, padahal saat ini proses pembangunan bendungan Ameroro saat ini masih berjalan.
Kerusakan bendungan terjadi pada dua titik bagian beton penahan debit air yang masih dalam proses pengerjaan. Diduga kuat, bendung ambruk karena kualitas bangunan tidak sesuai spesifikasi. Dimana bendung tersebut diduga tidak memiliki penyangga, yang tidak mampu menahan beban.
Informasi yang dihimpun, ambruknya bendungan Ameroro dilaporkan pada Selasa (13/09/2023) sekira pukul 19.15 waktu setempat. Akibat dari ambruknya Bendung tersebut memicu kepanikan dan kekhawatiran penduduk desa yang bermukim di seputaran bendung Ameroro.
Hendra salah satu warga setempat mengatakan, proyek tersebut tidak memiliki perencanaan yang baik, karena baru saja dikerja sudah ambruk.
“Sepertinya ada kejanggalan dalam pekerjaan ini, bisa dibilang kegagalan kontruksi karena proyek ini menggunakan anggaran hingga triliuan rupiah,” jelasnya.
Sementara itu, Warga lainnya Hasmada menambahkan, peristiwa longsor dan ambruknya konstruksi sangat meresahkan masyarakat di sekitar pembangunan Waduk Ameroro.
“Terjadinya kelongsoran dan kerusakan di kontruksi pembangunan Waduk Ameroro, tidak hanya meresahkan saya, tetapi banyak orang. Sehingga proyek ini harus dievaluasi ulang,” ungkapnya.
Diketahui, Bendungan Ameroro ini didesain dengan tipe urugan yang memiliki tinggi puncak mencapai 82 meter, panjang bendungan 324 meter, dan lebar 12 meter. Kapasitas tampung Bendungan Ameroro sebesar 54,53 juta m3 dengan luas genangan 244,06 hektare.
Total anggaran, yang terkontrak pada PSN itu sebesar Rp1,428 triliun, yang meliputi paket pertama senilai Rp910,136 miliar dan paket dua mencapai Rp518 miliar. Proyek nasional ini melibatkan kontraktor pelaksana paket 1 yakni PT Wijaya Karya. Sedangkan, paket 2 dikerjakan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya.
Penulis: Rico
Ediotr: Redaksi
Komentar