BPBD Kolaka Gelar Rekonstruksi Hadapi Banjir

Rekonstruksi bencana Banjir di kabupaten Kolaka FOTO: LAN
Rekonstruksi bencana Banjir di kabupaten Kolaka FOTO: LAN

tegas.co, KOLAKA Menghadapi cuaca yang anomaly di penghujung Tahun 2016 membuat Pemerintah Kabupaten Kolaka melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan rencana kontijensi atau Rekonstruksi penanganan dalam mengahadapi banjir. Rekontruksi penanganan banjir juga melibatkan sejumlah instansi terkait lainnya menggelar rekonstruksi penanganan bencasna banjir di pelataran Rumah Adat Mekongga Kabupaten Kolaka akhir pekan lalu (3/12).

Rekonstruksi yang diprakarsai BPBD Kabupaten Kolaka itu diikuti perwakilan dari TNI, POLRI, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Basarnas, Satpol PP dan sejumlah relawan lainnya. “Kegiatan rekonstruksi ini dilaksanakan dalam rangka menghadapi kontijensi bencana banjir di kabupaten Kolaka. Hal tersebut didsarkan dengan cuaca yang anomaly atau tidak menentu. Terlebih lagi kabupaten Kolaka di sejumlah Kecamatan yang ada rawan terjadi banjir. Jadi pemerintah sudah harus siap melakukan penanggulangan jika terjadi banjir,”ujar Bupati Kolaka Achmad Syafei saat ditemui disela-sela pelaksanaan Rekonstruksi penaganan bencana banjir.

Iklan KPU Sultra

Menurut Orang Nomor Satu di Kolaka itu, Kabupaten Kolaka berada di urutan ke 53 daerah yang rawan bencana banjir di Indonesia. Untuk itulah BPBD Kabupaten Kolaka melaksanakan rekonstruksi banjir dengan melibatkan sejumlah instansi teknis, baik itu dari SKPD lingkup Pemda Kabupaten Kolaka, maupun dari unsure TNI dan Polri. “Dengan adanya Rekonstruksi Kontijensi penanganan banjir, setiap instansi ataupun relawan dapat memahami tugasnya, jika sewaktu-waktu terjadi bencana banjir,”tandasnya.

Sementara itu Kepala BPBD Kolaka Aris Parubak mengatakan, sejumlah Kecamatan di Kabupaten Kolaka seperti di Kecamatan Taggetada, Toari, Watubangga, Kolaka, Samaturu dan Kecamatan Wolo adalah daerah-daerah yang rawan banjir. “Inilah tujuan kami melakukan rekonstruksi, dan ini dimaksudkan agar setiap instansi ataupun relawan dapat memahami dan harus bagaimana jika terjadi banjir,”katanya.

Ditambahkan, rekonstruksi kontijensi tersebut dilakukan mulai dari pertolongan kepada korban bencana banjir hingga pemberian bantuan. “Pemerintah juga sudah mengalokasikan anggaran untuk pos bantuan korban bencana banjir. Untuk itu pentingnya kegiatan ini, maka seluruh pihak terkait, jika terjadi bencana sudah lebih siap, sehingga jika terjadi bencana, masyarakat yang tertimpa bencana dapat tertolong atau terbantu,”tandasnya.
LAN/HERMAN