tegas.co., YOGYAKARTA – Mantan Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Buya Ahmad Syafi’i Ma’arif mengomentari atas batalnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengajukan banding atas vonis yang diberikan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (9/5/2017) lalu, yang terbukti bersalah melanggar Pasal 156a KUHP tentang penodaan agama.
Buya mengajak, agar semua masyarakat untuk menghormati sikap Ahok yang membatalkan untuk mengajukan banding, karena itu sudah menjadi pilihannya.
“Itu sudah menjadi pilihannya (Ahok red), kita hormati saja, kan bisa PK (Peninjauan Kembali)” tutur Buya saat ditemui di kediamannya di Nogotirto, Sleman, Yogyakarta, Selasa (23/5/2017) sore.
Menurut Buya, ada kemungkinan Ahok tidak mempercayai putusan pengadilan yang lebih tinggi, bukannya membebaskannya malah bisa diperberat lagi hukumannya.
“Mungkin juga dia tidak percaya pengadilan yang lebih tinggi, kalau dia banding, malah bisa diperberat itu yang dikhawatirkan, saya rasa seperti itu,”ujar Buya.
Ada hikmah yang mampu ditarik dalam peristiwa Ahok tidak mengajukan banding yang diutarakan Buya, menurutnya, sikap dia (Ahok red) itu sangat luar biasa dan orang yang tabah dalam menjalani proses hukum yang menimpanya.
“Dia seorang yang tabah sekali dan lurus, saya dengar dia di dalam tahanan tenang saja, bagi saya itu luar biasa,”tutur Buya.
Buya menjelaskan, sikap Ahok tersebut bisa ditiru, sebab Ia dinilai sangat patuh terhadap hukum, meskipun akhirnya dia kecewa.
“Tiru Ahok itu, sebab waktu dia menghadiri sidang sampai 22 kali, dia patuh sekali, itukan luar biasa, taat hukum, walaupun akhirnya dia kecewa,”ungkap Buya.
Melalui kasus Ahok ini, Buya mengutarkan bahwa sikap Ahok bisa menjadi contoh oleh para politikus lainnya.
“Kalau mereka punya hati nurani contoh dong, kalau tidak punya hati nurani, hati sudah tumpul tidak bisa mencontoh,”tutup Buya saat hendak melaksanakan Sholat Maghrib di Masjid Kediamannya.
NADHIR ATTAMIMI
PUBLISHER : MAS’UD
Komentar