Peringati Hartam, Walhi Gelar Pameran Foto Batubara dan Karst

tegas.co., YOGYAKARTA – Peringati Hari Tambang (Hartam), Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menggelar pameran foto Batubara dan Karst, di Yogyakarta, Senin (29/5/2017).

Peringati Hartam, Walhi Gelar Pameran Foto Batubara dan Karst
Peringati Hartam, Walhi Gelar Pameran Foto Batubara dan Karst FOTO : NADHIR ATTAMIMI

Walhi mengangkat tema “Tambang merajalela, negara turut serta menghancurkan ruang hidup rakyat”.

Iklan KPU Sultra

Direktur Walhi Ygyakarta, Haliq menuturkan, pameran yang digelar tersebut sumbangsih Walhi Kota Yogyakarta dalam rangkaian peringatan Hari Tambang yang digelar secara Nasional.

“Pameran ini bagian dari hari anti tambang yang digelar secara nasional, kami fokusnya di batu bara dan karst karena kami fokus dari aspek hulu hilirnya. Pemakaian di Kota Jogja dari segi batubara dan karst sangat banyak dan menuai berbagai macam problem,”paparnya.

Walhi sangat concen terhadap dampak pembangunan yang mengakibatkan lingkungan menjadi rusak, diantaranya pemakaian Batubara dan Karst.

Haliq menerangkan, hulu-hilirnya itu bagaimana terlihat dalam pembangunannya. Pembangunan di Jogja juga sangat mendorong terjadinya eksploitasi dan kerusakan sumber daya alam dihulu.

“Jogja bisa dikatakan rakus energy, kita lihat satu contoh hotel dengan kamar hingga 2 ribu kilo watt, jika dikonfersi ke rumah tangga sangat besar,”terangnya.

Haliq menambahkan, agar tidak rakus energy, pembangunan-pembangunan skala besar harus dihentikan. Artinya bukan hanya semata-mata menggantikan batu bara ke energy baru terbarukan tetapi harus ada juga proses pembiasan pembatasan bangunan skala besar. Ia mengakui, perlunya dikaji lagi seberapa pembangunan yang boleh di Jogja.

“Tidak hanya konfersi dari batu bara ke energy terbarukan tapi yang terpenting pembatasan terhadap pembangunan juga sangat diperlukan,”tuturnya.

Haliq meneraagkan, kegiatan yang mereka lakukan bagian dari sebuah kampanye untuk menyampaikan problem yang terjadi. Pembangunan yang masif tapi disisi lain mengalami problem luar biasa.

“Ini bagian dari sebuah kampanye, kami ingin menyampaikan bahwa ada problem. Di Jogja dengan nyamannya menggunakan energy pembangunan yang terus masif tapi disisi lain di pembangkit dan tambangnya bermasalah, bagaimana ruang hidup masyarakat diambil dan dihilangkan karena kepentingan korporasi”pungkasnya.

NADHIR ATTAMI

PUBLISHER : MAS’UD

Komentar