TEGAS.CO, BAUBAU – Dialog Budaya yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau mengusung tema Hub maritim menjadi salah satu upaya Pemkot Baubau dalam mengembalikan kejayaan dan kekuatan Negeri.
Hub Maritim menjadi isu masa lalu untuk masa depan yang tidak terlepas dari peran sejarah kota Baubau sebagai daerah penghubung tidak hanya Transportasi laut tapi juga ekonomi,budaya, mobilitas orang dan jasa.
Apalagi, selama hampir satu tahun ini, Kota Baubau sudah mendapatkan legitimasi juga dalam perusahaan negeri pemerintahan perikanan terhadap Indonesia bahwa salah satu landing point di Indonesia dari 207 landing point masuknya kabel dan pipa bawah laut termasuk kabel optik di Indonesia itu ada di pulau Buton dan inilah yang akan menjadi jalur konektivitas digital menghubungkan ke timur Indonesia sampai ke Sulawesi Utara.
Hal ini diungkapkan Pj Wali Kota Baubau Dr H Muh Rasman Manafi, SP, M.Si saat diskusi budaya Kota Baubau sebagai penghubung maritim nusantara Sabtu (21/12/2024).
Menurut orang nomor satu di Kota Baubau ini, peluang yang dimiliki Kota Baubau tentu harus dapat dimanfaatkan dengan mengambil peran dimana dalam konteks pulau-pulau ini dengan menguasai konektivitas laut karena sumber daya dan kapasitas harian ada. Setelah itu, berlanjut dengan menguasai konektivitas yang lain yakni darat dan udara yang saat ini sedang berjuang untuk mewujudkan konektivitas udara.
”Terkait dengan konektivitas berarti sudah bisa bersepakat melalui laut, udara, darat dan karena konektivitas maka narasi yang digunakan itu adalah hub maritim yang menurut definisi diperhatikan sebagai perjalanan dan transportasi laut. Sementara dalam konteks maritim di bangsa ini sudah lima tahun terakhir,maritim adalah salah satunya mulai dari perikanan sampai dengan ketahanan pangan,”ungkapnya.
Dr H Muh Rasman Manafi menambahkan, ada satu lagi konektivitas yang sedang diperkenalkan saat ini yang namanya konektivitas digital. Pasalnya, Buton ini dikenal dahulu pernah datang dan kemudian ada alat putar yang kedepannya alat putar tersebut transaksinya sudah pasti digital. Namun demikian, jikalau sudah menjadi bagian dari konektivitas digital tetapi hanya menjadi konsumen maka akan tertinggal sehingga peluang ini harus direbut untuk mewujudkan Kota Baubau sebagai Hub Maritim.
Sementara itu, dalam membangun Kota Baubau, Pemkot Baubau juga tak pernah lepas dalam konteks budaya sebab wilayah ini terbangun dan dapat dipertahankan hingga sekarang ini dikarenakan sejak dahulu yang sudah terbukti dengan nilai-nilai yang ada ketika itu.
Kota Baubau, yang terletak di Sulawesi Tenggara, memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan maritim di Nusantara. Sebagai ibu kota Kesultanan Buton di masa lalu, Baubau memainkan peran penting dalam jaringan perdagangan maritim Nusantara.
Dalam upaya mengembalikan kejayaan maritimnya, Pemerintah Kota Baubau telah menetapkan visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 untuk menjadikan Baubau sebagai hub maritim di wilayah Sulawesi yang maju, berbudaya, dan berkelanjutan.
Sementara itu La Ode Abdul Munafi menambahkan ” Kota Baubau Penghubung Maritim Nusantara ” Yang memberikan penguatan peran Baubau sebagai pintu gerbang konektivitas antar pulau dengan pelabuhan yang memiliki peran strategis dalam menggerakkan ekonomi kawasan titik silang jalur pelayaran Nusantara yang belum optimal dimanfaatkan.
Sehingga wawasan maritim (peningkatan kapasitas pelabuhan, penataan lingkungan pesisir industri maritim dan peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor maritim menjadi konsen dalam menyiapkan Kota Baubau di pusaran Jalur Pelayaran Nusantara.
Dengan posisi strategisnya di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) 2 dan 3, serta dukungan dari berbagai pihak, Kota Baubau berpotensi besar untuk kembali menjadi pusat maritim yang signifikan di Indonesia. Pungkasnya
Komentar