Tegas.co – KOLAKA, Puluhan Stand pameran pemerintah kabuoaten Kolaka yang dibangun di sekeliling tembok stadion Gelora Kola di Kelurahan Lalombaa dibiarkan terbengkalai dan belum pernah digunakan. Sedianya bangunan yang berjumlah 50 unit bangunan tersebut diperuntukan untuk kantor pengurus cabang olehraga Kabupaten Kolaka, namun bangunan yang hamper rusak tersebut hingga saat ini belum dimanfaatkan.
Wakil Bupati Kolaka Muh. Jayadin mengakui, jika bangunan eks stand pameran untuk setiap SKPD tersebut diperuntukan untuk setiap pengurus cabang olhraga di kabupaten Kolaka, tetapi belum juga dimanfaatkan atau ditempati. “Inilah yang akan kami tindak lanjut untuk segera dilakukan pemanfaatannya, agar bangunan yang dibangun tahun 2014 lalu itu tidak mubazir dan rusak begitu saja,”ujarnya saat ditemui media ini, Kamis (8/12).
Menurut Orang nomro dua di Kolaka itu, pembangunan stand pameran yang terletak di sekeliling tembok Standion Gelora Kolaka itu diperuntukkan untuk setiap SKPD saat mememerkan hasil kerajinan dan kegiatan UMKM lainnya. Pasca itu bangunan itu diperuntukkan untuk pengurus cabang olahraga. Hanya saja stand-stand tersebut belum ada yang menempatinya. “Bangunan ini akan ditinjau ulang, sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik,”katanya.
Untuk diketahui bangunan stand pameran yang terdiri dari 50 unit tersebut dibangun dengan menelan anggaran APBD Tahun 2014 sebesar Rp 600 juta. Sejak dibangum tahun 2014 lalu, stand pameran tersebut hanya sekali digunakan saat dilaksanakan pameran pembangunan. Setelah itu bangunan tersebut diperuntukkan Pengurus Cabang Olahraga dibawah naungan KONI Kolaka.
Melihat kondisi bangunan stand pameran tersebut, hanya digunakan hanya digunakan oleh orang tertentu untuk duduk melingkar mengkonsumsi miras
hal tersebut terlihat dari pecahan botol yang berserakan di lantai dan sekitar area stadion
bahkan/ pintu rol stand pameran yang terbuat dari aluminium sengaja dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang diduga untuk dijadikan tempat pesta miras dan pesta seks
lantaran bangunan tersebut dibiarkan terbengkalai begitu saja oleh pemerintah daerah.
LAN / EBRI