tegas.co, ACEH TAMIANG – Ratusan Warga Aceh Tamiang dari dari Kecamatan Tenggulun dan Tamiang Hulu berunjukrasa menentang penghentian Proyek ‘swakelola’ pembangunan jaringan jalan di Tenggulun, Bandar Khalifah, Alur Tani I dan II, Selasa (27/12/16).
Pekerjaan yang bersumber dari DAK tambahan TA 2016, senilai Rp. 92.016.133.000, ini akan jadi tanggung jawab Bupati (non aktif) Aceh Tamiang, Hamdan Sati, berdasarkan surat pernyataan pertanggungjawaban yang ditandatangani langsung oleh Hamdan Sati, pada bulan September 2016 dan 5 Oktober 2016 lalu.
Mega proyek tersebut awalnya dilaksanakan oleh rekanan PT Mayang Diez Indonesia dan PT Hananan Prakarsa,akibat penghentian proyek tertersebut memicu aksi masyarakat menggelar aksi unjuk rasa ke Kantor Bupati dan DPRK Aceh Tamiang.
Masyarakat yang menggelar unjukrasa membawa bendera merah putih dan spanduk, menyampaikan sikap protes terhadap Plt Bupati Aceh Tamiang, Drs. HM Ali Alfata, MM, atas penghentian pembangunan jalan di Tenggulun, Bandar Khalifah, Alur Tani I dan II.tersebut.
Mukim Kaloy, T Muadlansyah dalam aksinya menyerukan bahwa proyek itu ditolak pembahasannya oleh seluruh fraksi di DPRK Aceh Tamiang saat sidang paripurna APBK Perubahan, 20 Oktober 2016 lalu. Alasannya, pihak eksekutif yang saat itu dipimpin oleh Bupati Hamdan Sati, berjalan sendiri tanpa konsultasi dengan pihak dewan.
“ Saat ini kabarnya akan dihentikan pengerjaannya sampai batas waktu, tertanggal 31 Desember 2016 mendatang,”ujarnya
Selanjutnya pengunjuk di terima oleh Sekda Aceh Tamiang Ir. Razuardi Ibrahim, MT, Asisten I Mix Donald, Asisten III Riyanto Waris dan Dinas PU yang diwakili Sekretaris Fadly Maulan, ST.
Dihadapan para pengunjuk rasa, Sekda Razuardi, berjanji akan berusaha untuk mencari cara agar proyek pembangunan jaringan jalan dan jembatan yang sedang dikerjakan di Tenggulun, Bandar Khalifah, Alur Tani I dan II, dapat dilanjutkan hingga selesai pada tahun 2017 mendatang.
Setelah memperoleh penjelasan dari Sekda Aceh Tamiang, para pengunjuk rasa melanjut kan orasinya dengan mendatangi gedung DPRK.Di gedung DPRK para pengunjuk rasa disambut oleh Wakil Ketua I Juanda, SIP, dan Wakil Ketua II Nora Idah Nita, SE, Fadlon, dan sejumlah anggota legislatif lainnya. Perwakilan pengunjuk rasa diajak berdialog di ruang Legislasi DPRK setempat.
Dalam dialog tersebut Wakil Ketua II, Nora Idah Nita mengatakan, kami merasa sedih terhadap sikap pihak eksekutif yang tidak pernah melakukan konsultasi dan tidak pernah memberitahu tentang adanya anggaran senilai Rp.92 miliar yang dialokasikan untuk pembangunan jaringan jalan di Tenggulun, Bandar Khalifah, Alur Tani I dan II.
Nora juga menyampaikan bantahan atas munculnya tudingan negatif dari para pengunjuk rasa bahwa pihak DPRK Aceh Tamiang turut andil atas gagalnya pembangunan jalan di Kecamatan Tenggulun dan Tamiang Hulu.
“Dewan tidak pernah menghambat. Pelaksana proyek tersebut adalah urusan eksekutif, khususnya pihak Dinas PU,” terang Nora Idah Nita, SE.
Pada saat pertemuan tersebut,sempat terjadi ketegangan, Mukim Kaloy, T Muadlansyah sempat emosi dan menggebrak meja. Namun para anggota legislatif yang ada pada pertemuan tersebut terlihat tenang atas sikap emosial tersebut.
ROBY SINAGA / NAYEF