Badan Jalan Longsor Akibat Erosi 

tegas.co, ACEH SINGKIL – Warga Kuta Simboling, Aceh Singkil melaporkan, seperempat badan jalan di desa itu, longsor karena terjadinya pengikisan tanah (Erosi) terus menerus dari Sungai Lae Rintis Minggu (15/1/2017).

Badan Jalan Longsor Akibat Erosi FOTO : MAN

Hamdani alias Tatok yang tinggal di sekitar bantaran Sungai sungai itu mengaku, sangat resah dan khawatir, sebab Bencana Erosi terus merembet ke permukaan badan jalan di halaman rumahnya, hingga menyisakan seperempat jalan lagi tepat jarak 3 meter di halaman rumahnya.

Iklan KPU Sultra

Pria paruh baya yang sudah 10 tahun tinggal didekat bantaran Sungai Lae Cinendang itu mengatakan, terjadinya Erosi hampir menghabisi badan jalan di Desa  itu sejak Sabtu (14/1/2017) pagi pukul 09.00 WIB.

“Secara perlahan badan jalan yang masih tahap pengerasan itu, mengalami amblas karena arus sungai yang memutar dan mengikis bagian bawah tanah, di bibir sungai dan tak dapat terelakkan, ” tukasnya.

Dia menyebutkan, Erosi semakin parah terjadi, setelah bangunan Bronjong bantaran Sungai Lae Rintis sepanjang 100 meter yang sebelumnya amblas sampai sedalam 3 meter dibibir Sungai diawali dua hari yang lalu.

“Runtuhnya bronjong pagi tadi, juga hampir menenggelamkan boat Nelayan, bila tidak bergegas tadi pagi melepaskan tali pengikat kapal, ” ujarnya.

Amblasnya jalan itu juga dipicu meningginya air Sungai Lae Rintis Singkil yang terjadi sepekan terakhir ini disertai tingginya curah hujan.

Tatok bersama istrinya Hadisyah mengaku, selama kurun waktu 10 tahun dia dan anak menantunya tinggal, walaupun sering desanya dilanda banjir di Bantaran sungai Lae Rintis, tapi baru kali ini terjadi erosi yang cukup memprihatinkan.

“Kami berharap pemerintahan setempat tanggap dan secepatnya merespon akan situasi desa kami ini, dan berharap penuh merehabilitasi lagi kerusakan badan jalan supaya normal kembali seperti sedia kala, ” tutur Hadisyah.

Terpisah dikonfirmasi wartawan Sahirudin warga setempat juga, mengatakan, hal itu juga terjadi disebabkan sebagian hutan rawa Singkil beralih fungsi menjadi hutan Sawit, disamping lemahnya pengawasan pembalakan liar, juga banyaknya aktifitas penambangan pasir saat air surut di hulu Sungai untuk dijual sebagai material bangunan.

Artinya, Masyarakat setempat berharap, Erosi tersebut segera diatasi. Sebab, jika hujan kembali mengguyur, dikhawatirkan Erosi semakin meluas. “Harapan kami, pembalakan liar dan penambang pasir untuk sementara bisa berhenti dulu,” ujarnya.

MAN/MAS’UD